Kamis, 06 Februari 2014

PTK SD INPRES PIR V ARSO

BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang  Masalah
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat  dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif , mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. (UU No.20 tahun 2003 pasal 3)
Sekolah dasar merupakan bagian dari pendidikan dasar (UU No. 20 tahun 2003 pasal 17 ayat 2) merupakan wahana untuk menyiapkan peserta didik menjadi manusia yang bermoral dan berjiwa pancasila, berkepribadian dan berkebudayaan serta dapat mengembangkan mental spiritual maupun intelektual secara seimbang. Semua mata pelajaran di sekolah dasar termasuk matematika memberi sumbangan dalam mencapai tujuan nasional pendidikan .
Pendidikan dasar yang diselenggarakan di sekolah dasar bertujuan memberikan bekal kemampuan “ baca-tulis-hitung “ pengetahuan dan kemampuan dasar yang bermanfaat  bagi siswa sesuai dengan tingkat perkembangannya serta mempersiapkan mereka untuk mengikuti pendidikan di SLTP (Kurikulum Pendidikan Dasar, 1993: 16-17)

Mata pelajaran matematika di sekolah dasar memuat aspek-aspek antara lain bilangan, geometri dan pengukuran serta pengolahan data. Standar isi yang dikeluarkan oleh DEPDIKNAS pembelajaran perkalian diajarkan sejak kelas II, kelas III dan kelas IV sehingga pada kelas V terampil menerapkan perkalian dalam menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan perkalian. 
Berdasarkan obervasi awal yang telah dilakukan peneliti, dari 26 siswa kelas V SDN Inpres PIR V Arso baru 12 anak yang tuntas  perkalian bilangan bulat positif. Atas dasar itulah peneliti berkesimpulan banyak siswa kelas V SDN Inpres PIR V Arso  yang belum tuntas perkalian.
Berdasarkan pemikiran tersebut, guru dituntut lebih  meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah dasar, terutama pelajaran matematika. Oleh karena itu  penulis mengadakan penelitian tindakan kelas (action research) dengan judul  “ Peningkatan hasil belajar perkalian bilangan bulat positif  menggunakan  media kartu domino perkalian  pada siswa kelas V SDN. Inpres PIR V Arso “.

B.  Rumusan Masalah
Dari uraian tersebut , masalah dapat kami rumuskan sebagai berikut :
  1. Apa sebab 26 siswa kelas V SDN Inpres PIR V Arso belum tuntas perkalian bilangan bulat positif ?
  2. Tindakan apa yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar perkalian bilangan bulat positif  pada siswa kelas V SDN Inpres PIR V Arso ?
CPemecahan Masalah .
Memperhatikan masalah yang ada, maka cara pemecahannya adalah :
1.      Menentukan faktor penyebab.
Biasanya suatu hasil belajar akan dapat dikuasai oleh seseorang jika dilatih secara berulang-ulang. Berdasarkan pengalaman penulis di tahun-tahun yang lalu, lemahnya siswa dalam menguasai keterampilan perkalian juga disebabkan oleh kurangnya latihan. Sehingga bisa dipastikan yang menjadi faktor penyebab lemahnya hasil belajar perkalian bilangan bulat siswa kelas V SDN Inpres PIR V Arso pada tahun pelajaran 2013/2014 adalah kurangnya latihan .
2.      Menetapkan tindakan.
Berdasar faktor penyebab di atas maka ditetapkan tindakan pemberian latihan secara berulang-ulang dengan ditunjang berbagai media .

D. Tujuan 
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan meningkatkan Hasil Belajar perkalian bilangan bulat positif dengan menggunakan metode media kartu domino perkalian  pada  siswa kelas V SDN Inpres PIR V Arso

E.  Manfaat
Dari segi hasil penelitian yang dilakukan manfaat yang dapat diperoleh adalah sebagai berikut :

1.      Bagi guru .
Melalui penelitian tindakan kelas ini   guru dapat mengetahui hasil  peningkatan hasil belajar perkalian siswa kelas V sekolah dasar dengan menggunakan media kartu domino perkalian .
2.      Bagi siswa .
Hasil penelitian ini dapat meningkatkan hasil belajar perkalian bilangan bulat positif siswa kelas V khususnya di SDN Inpres PIR V Arso .
3.      Bagi sekolah .
Dapat meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah terutama peningkatan hasil belajar perkalian bilangan bulat positif pada siswa kelas V  .













BAB II
KAJIAN PUSTAKA


Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang peneliti lakukan ada beberapa  teori yang di gunakan sebagai landasan diantaranya :

A.  Teori Pembelajaran
Untuk mengajar matematika diperlukan teori, yang digunakan sebagai dasar pengambilan  keputusan di kelas dan untuk dasar mengobservasi tingkah laku peserta didik dalam belajar serta menentukan pendekatan pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi efektif dan bermakna .
Menurut Brownell (dalam Konsorsium PJJ, 2006:12),  pada hakekatnya belajar merupakan suatu proses yang bermakna, dan belajar matematika harus merupakan belajar bermakna dan pengertian. Menurut teori makna , anak harus memahami makna dari topik yang dipelajari, memahami simbol tertulis dan apa yang diucapkan. Memperbanyak latihan merupakan jalan yang efektif. Tetapi latihan yang dilakukan haruslah didahului dengan pemahaman makna yang tepat .
Thorndike (dalam Konsorsium PJJ, 2006 : 14) Mengemukakan beberapa hukum belajar yang dikenal dengan sebutan “Law Of Effect”. Teori pembelajaran stimulus respon yang dikemukakan oleh Thorndike ini menyatakan bahwa pada hakekatnya belajar merupakan proses pembentukan hubungan antara stimulus dan respon. Terdapat beberapa dalil atau hukum yang mengakibatkan munculnya stimulus respon  diantaranya hukum kesiapan, hukum latihan dan hukum akibat .
Hukum kesiapan menerangkan bahwa seorang anak akan lebih berhasil belajar matematika dan mendapat kepuasan jika dia telah siap untuk melakukan kegiatan belajar matematika. Contoh pada peristiwa guru memberi tugas kepada siswanya untuk membawa pita meteran pada pembelajaran matematika berikutnya. Dengan membawa pita pada pelajaran matematika berikutnya, anak telah siap belajar mengukur pajang suatu benda. Jika kemudian dia diberi kegiatan mengukur tinggi badan temannya, setelah melaksanakan kegiatan tersebut dia akan mendapat kepuasan .
Hukum akibat menyatakan jika terdapat asosiasi yang kuat antara pertanyaan dan jawaban maka bahan yang disajikan akan tertanam lebih lama dalam ingatan peserta didik .

Hukum latihan menyatakan bahwa hubungan stimulus-respon akan semakin kuat jika proses pengulangan sering terjadi. Contoh setiap menjelang waktu pulang guru memberikan kesempatan pulang dulu bagi siswa yang dapat menjawab pertanyaan guru dengan benar. Hukum latihan inilah yang merupakan cikal bakal munculnya metode drill/latihan .

B.   Metode Pembelajaran .
Banyak model dan metode Pembelajaran yang dapat digunakan diantaranya : 
a.  Metode STAD ( Student Teams Achicumt Divisious )
Siswa dikelompokkan secara heterogen kemudian siswa yang pandai menjelaskan kepada anggota lain sampai mengerti .


b.  Metode Example non Example .
Model belajar yang menggunakan contoh-contoh baik berupa kasus maupun gambar .
c.  Metode  picture and picture.
Model pembelajaran yang menggunakan gambar yang dipasang atau disusun menurut urutan yang logis .
d.  Metode problem solving (pemecahan masalah)
Model pembelajaran yang melatih siswa menghadapi berbagai masalah yang dipecahkan baik secara kelompok maupun pribadi .
Demikian banyaknya metode pembelajaran mengharuskan guru lebih jeli dalam memilih metode sehingga pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan bermakna bagi peserta didik. Sesuai dengan judul penelitian ini, metode yang peneliti terapkan adalah metode drill (latihan)
                       
e.       Metode Drill (latihan dan Praktek)
Metode adalah cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud (dalam pengetahuan) atau cara yang digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran .
Drill yaitu melatih kecakapan, ketangkasan dan sebagainya dengan cara mengulang-ulang, jadi metode drill artinya cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud dalam ilmu pengetahuan tertentu untuk melatih kecakapan, ketangkasan dan sebagainya dengan cara mengulang-ngulang .
Adapun langkah penerapan metode ini adalah sebagai berikut :   
1.  Guru memberi penjelasan singkat tentang konsep, prinsip maupun aturan yang menjadi dasar melaksanakan pekerjaan yang akan dilatihnya .
2.  Guru mempertunjukkan bagaimana melakukan pekerjaan tersebut dengan baik dan benar sesuai dengan konsep/aturan tertentu. Pada bentuk belajar verbal yang dipertunjukkan adalah pengucapan, penulisan kata/kalimat .
3.  Jika belajar dilakukan secara klasikal guru dapat meminta salah seorang siswa untuk menirukan apa yang dilakukan guru, sedang siswa yang lain memperhatikan .
4. Latihan perseorangan dapat dilakukan melalui bimbingan guru, sehingga dicapai hasil belajar sesuai tujuan. (Sumiati, 2005: 104)

C.  Operasi Perkalian
Dalam materi pembelajaran matematika ada beberapa operasi hitung diantaranya : operasi penjumlahan, operasi pengurangan, operasi perkalian, operasi pembagian dan lain sebagainya .
Pada operasi perkalian masih dikelompokkan lagi menjadi : perkalian bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif, perkalian bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif, perkalian bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif. Pada operasi perkalian bilangan cacah telah diketahui bahwa “ 3 x 4 “ (yang dibaca tiga kali empatan) diartikan sebagai “ 4 + 4 + 4 “ sedangkan “ 4 x 3 “ (yang dibaca empat kali tigaan) diartikan “ 3 + 3 + 3 + 3”.   Berarti hasil dari 3 x 4 = 12 dan   4 x 3 = 12. Jadi 3 x 4 =  4 x 3  tetapi arti dari      3 x 4  berbeda dengan 4 x 3.(Muhsetyo,2005:1.39)

D.  Temuan Hasil Penelitian
Menurut Feni Andriani dalam Penelitian tindakan Kelas yang berjudul       “ Peningkatan Kemampuan Operasi Perkalian Bersusun Melalui Metode Pemberian Tugas Dan Drill Pada Siswa Kelas IV SDN Purwoyoso 5 Kota Semarang, “ menyimpulkan bahwa metode drill dan pemberian tugas dapat meningkatkan kemampuan operasi perkalian bersusun. ( digilib.unes.ac.id )

E.   Kerangka Berpikir
Menurut teori pembelajaran, belajar merupakan pembentukan makna, pembelajaran akan bermakna apabila siswa mendapat kepuasan dalam belajar. Dalam belajar verbal atau keterampilan dapat ditingkatkan melalui latihan atau praktek secara berulang-ulang, pengulangan dimaksud agar tidak menimbulkan kebosanan atau kejenuhan pada siswa perlu digunakan media belajar yang bervariasi, menarik serta membangkitkan gairah belajar.
Atas dasar uraian tersebut dalam pelaksanaan tindakan dalam rangka mengupayakan peningkatan Hasil Belajar perkalian bilangan bulat positif siswa kelas V SDN Inpres PIR V Arso dilakukan pembelajaran dengan menggunakan media kartu domino perkalian yang ditunjang dengan beberapa media pembelajaran diantaranya :  kartu domino perkalian .

F.  Hipotesis Tindakan Pemecahan
Hipotesis pada penulisan ini adalah sebagai berikut : Jika dalam pembelajaran perkalian bilangan bulat positif menggunakan media kartu domino perkalian maka Hasil Belajar  siswa kelas V SDN  Inpres PIR V Arso dalam perkalian bilangan bulat positif akan meningkat .



















BAB III
PELAKSANAAN

A.  Lokasi dan Waktu
Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Inpres PIR V Arso yang beralamat di Kampung Yamara, Distrik Arso Timur, Kabupaten Keerom, penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014.

B.  Subjek
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Inpres PIR V Arso yang berjumlah 26 siswa terdiri dari 10 anak perempuan dan 16 anak laki-laki. Dalam mata pelajaran matematika khususnya mengenai peningkatan Hasil Belajar perkalian bilangan bulat positif .

C.  Prosedur Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan model Kemmis dan M.c.Taggart yaitu model siklus (berputar melingkar searah jarum jam) dan spiral artinya semakin lama makin meningkat perubahan dan pencapaian hasil. Dalam setiap siklus terdiri  4 tahap  antara lain :  perencanaan, tindakan, observasi,   refleksi .
Untuk jelasnya mari kita perhatikan bagan berikut :




RENCANATINDAKAN 1
Menyusun RPP,lembar pengamatan dan membuat media tanggal 13 Jan – 14 Jan 2014

 
REFLEKSI
Menganalisa data yang telah diperoleh tanggal 16 Jan 2014
 
OBSERVASI
Dilaksanakan bersamaan proses pembelajaran tanngal 15 Jan 2014
 
PELAKSANAAN TINDAKAN
Tindakan dilakukan sesuai skenario tanggal 15 Jan 2014
 
RENCANATINDAKAN 2
Menyusun RPP,Melengkapi media tanggal 21Jan – 23 Jan 2014

 
REFLEKSI
Dilaksanakan 25 JAN 2014
 
PELAKSANAAN TINDAKAN
Tindakan dilakukan tanggal
24 Jan 2014
 
OBSERVASI
Dilaksanakan bersamaan pembelajaran tanggal 24 Jan 2014
 
 























MERENCANAKAN TINDAK LANJUT
 
                                                                                                           
            

 




Gambar 1. Bagan alur tindakan penelitian

 


D.  Tehnik Pengumpulan Data .
Di dalam setiap kegiatan penelitian, data merupakan komponen yang sangat penting karena apapun penelitian yang dirancang tujuannya adalah untuk memperoleh data. Pada kegiatan penelitian ini, penulis memperoleh data dengan teknik pengumpulan data melalui tes. Apa itu tes? Tes adalah suatu bentuk tugas yang terdiri dari sejumlah pertanyaan. Mengapa menggunakan tes ? Karena peneliti ingin mengetahui kemajuan hasil belajar siswa. (M.Sukri,2008;8)

E.  Kriteria Ketuntasan.
Pada mata pelajaran matematika kelas V di SDN Inpres PIR V Arso Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) telah ditetapkan sebesar 60. KKM 60 ditetapkan pada awal semester saat penyusunan program dalam rapat penyusunan perangkat pembelajaran pada semester genap tahun ajaran 2013/2014.
 Dalam penelitian ini kriteria yang menjadi fokus adalah kriteria terampil atau tidak terampil oleh karena itu, peneliti mengubah kriteria ketuntasan minimal menjadi kriteria tuntas atau tidak tuntas dengan cara sebagai berikut “banyaknya soal 90, siswa dinyatakan mencapai KKM jika mendapat nilai minimal 60 (sesuai KKM)  untuk mendapat nilai 60 atau lebih pada penelitian ini siswa harus dapat menjawab benar minimal 54 soal dari 90 soal”.

Secara jelas dapat diuraikan sebagai berikut  : 
  1. Siswa dinyatakan tuntas jika dalam waktu 9 menit dapat menjawab dengan benar minimal 54 soal dari  90 soal .
  2. Siswa dinyatakan tidak tuntas jika dalam waktu 9 menit dapat menjawab dengan benar kurang dari 54 soal dari 90 soal .


















  Siklus 1
a.       Perencanaan
Pada tahap perencanaan di siklus 1 yang dilakukan adalah : meyusun skenario pembelajaran, menyusun lembar observasi (pengamatan), menyusun format penilaian, membuat media pembelajaran  serta mengkoordinasikan dengan supervisor .

b.      Pelaksanaan
Tindakan penelitian dilakukan secara bersamaan dalam proses pembelajaran dengan mengacu pada skenario yang telah dibuat, lembar observasi digunakan untuk merekam kegiatan yang diisi oleh supervisor. Pada siklus 1  pembelajaran dengan menggunakan media kartu domino perkalian adalah :
 








Gambar 2.  Gambar  Guru sedang mengajarkan cara bermain                        menggunakan media kartu domino perkalian

Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media kartu bilangan domino dilakukan di dalam kelas, yaitu siswa didrill (dilatih) perkalian dengan cara  siwa dibagi dalam kelompok masing – masing kelompok terdiri 4 siswa dengan menggunakan kartu domino perkalian. Kartu domino perkalian yang dipakai macam - macam warna pada tiap kelompok.
Kartu domino perkalian yang disiapkan adalah kartu domino perkalian 2, Perkalian 3, perkalian 4, dan perkalian 5 merupakan perkalian yang di rasa mudah. Seperti pada gambar berikut.

 





















Gambar 3.  Foto Latihan Hasil Belajar Perkalian siswa kelas V SDN                                Inpres  PIR V Arso tanggal 15 Januari 2014 dengan                                menggunakan  media kartu domino perkalian .


Sasaran yang ingin dicapai pada kegiatan ini adalah setiap siswa hafal perkalian dengan mudah dan dengan tehnik berbeda agar siswa tidak bosan / jenuh. .
c.       Observasi
Dalam penelitian ini, observasi dilakukan secara partisipatif                   ( participatory observasion ) yang dilakukan oleh supervisor sebagai observer.  Bentuknya adalah observasi terstruktur dimana instrument observasi sudah disusun dan siap pakai sehingga pengamat tinggal memberi tanda ( √ ).   Hasil dari kegiatan observasi ini akan digunakan sebagai materi refleksi .
Selain observasi yang dilaksanakan oleh observer peneliti juga mengumpulkan data dengan cara tes yang dilakukan pada akhir pembelajaran, bentuk evaluasi adalah tes tertulis, materi evaluasi berupa soal perkalian dari 2 sampai 10 disusun secara berurutan  (bukti terlampir), siswa diminta menjawab soal dalam waktu  9 menit. Dari hasil evaluasi tersebut dapat diketahui seberapa besar keberhasilan tindakan yang dilakukan .

d.      Refleksi
Kegiatan refleksi pada siklus 1 dilakukan dua hari setelah pembelajaran dilakukan bersama supervisor, materi refleksi berupa hasil pengamatan supervisor, dan hasil evaluasi. Pada kegiatan ini membahas hal-hal sebagai berikut :   
            -  efektifitas pembelajaran
-  optimalisasi penerapan metode drill
-  pemanfaatan waktu
-  peningkatan hasil belajar .
-  hal-hal yang harus dilakukan pada siklus berikutnya .




















 Siklus 2
a.       Perencanaan
Pada tahap perencanaan di siklus 2 ini kami melakukan penyusunan rencana pembelajaran, dimana rencana yang dibuat berdasar dari hasil refleksi pada siklus 1. Selain menyusun rencana pembelajaran peneliti juga menyiapkan media pembelajaran yang berbeda dengan media pada siklus 1 dengan maksud agar dalam pemberian drill (latihan dan praktek) tidak menimbulkan kejenuhan / kebosanan bagi siswa .

b.   Pelaksanaan
Dalam siklus 2 kegiatan pembelajaran siswa didrill (dilatih) dengan menggunakan media kartu domino perkalian seperti terlihat pada gambar ini :




 





Gambar 5.  Foto Latihan Hasil Belajar perkalian siswa kelas V SDN Inpres PIR V
                   Arso Tanggal 24 Januari 2014 dengan menggunakan media kartu
                   domino perkalian .
Kartu domino perkalian yang disiapkan terdiri dari : kartu domino perkalian 6,  kartu domino perkalian 7,  kartu domino perkalian 8, dan kartu domino perkalian 9. Kartu dibuat dengan menggunakan kertas kaver dengan warna yang berbeda-beda, mengapa hanya ke-4 jenis kartu ini yang disiapkan?  berdasarkan pengalaman peneliti dalam mengajarkan perkalian, perkalian 6, perkalian7, perkalian 8 dan perkalian 9 merupakan pearkalian yang dirasa siswa sulit.
c.       Observasi
Kegiatan observasi yang dilakukan pada siklus 2, sama seperti observasi yang dilakukan pada siklus 1. Observasi pada siklus 2 yang ingin dilihat apakah terjadi perubahan yang meningkat atau sebaliknya.   
Evaluasi dilakukan pada akhir pembelajaran, dilakukan dalam bentuk tes tertulis, materi evaluasi berupa soal perkalian dari 2 sampai 10 disusun secara acak siswa diberi kesempatan untuk menyelesaikan soal tersebut dalam waktu 9 menit .

d.      Refleksi
Refleksi pada siklus 2 dilakukan setelah hasil evaluasi diperoleh, refleksi dilakukan untuk melihat perbandingan atau peningkatan keberhasilan antara siklus 1 dan siklus 2 .




BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.  Hasil Penelitian .
Awal tahun pelajaran penulis ditugaskan oleh kepala sekolah menangani    (menjadi guru kelas) kelas V, Kebiasaan penulis setiap tahun ajaran baru siswa kelas tinggi (kelas 4 - 6) yang menjadi asuhan penulis selalu diuji kemampuan keterampilan perkaliannya. Peneliti melakukan kegiatan ini dengan maksud untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam mata pelajaran matematika khususnya perkalian karena berdasar pengalaman, kebanyakan siswa mengalami kesulitan dibidang keterampilan perkalian.
Sehubungan dengan kegiatan penelitian ini ternyata data awal yang peleliti dapatkan yang semula sama sekali tidak terpikirkan oleh peneliti bahwa data tersebut dibutuhkan ternyata setelah kegiatan penelitian dilakukan data awal kemampuan siswa sangat penting. Dengan membandingkan data awal dan data yang diperoleh dalam penelitian dapat diketahui peningkatan hasil belajar siswa.
Dari kegiatan tersebut diperoleh data sebagai berikut:






Tabel 1 : Hasil Tes Perkalian Siswa Kelas V SDN Inpres PIR V Arso
                    Pada Prasiklus Tanggal 10 Januari 2014

Nomor
NAMA
 Pra Siklus
Kategori
Urt
Ind
1
450
Dorlince Maniwa
48
T.Tuntas
2
451
Jeki Bate
52
T.Tuntas
3
452
Benyamen Sem
55
T.Tuntas 
4
453
Emince Kenelak
53
Tuntas
5
454
Dimon Fatagur
56
T.Tuntas 
6
455
Kongradusratasoge
49
T.Tuntas
7
456
Tika Resti Andani
57
T.Tuntas 
8
456
Linus Mitang
56
Tuntas 
9
457
Ocsilia Kalaka
52
Tuntas
10
458
Siti Nurhalisa
64
Tuntas 
11
459
Bagus Satria Aji
50
T.Tuntas 
12
527
Esra Andi Satia
64
Tuntas 
13
534
Putri Handayani
61
Tuntas 
14
536
Juvita Mitang
59
T.Tuntas 
15
544
Abraham Rumpedai
65
Tuntas 
16
545
Fransiskus Lamak
100
Tuntas 
17
546
Mimi Hilda Rumi
76
Tuntas 
18
549
Diah Ayu Setia Ningsih
56
T.Tuntas 
19
550
Moh Saiku Rohman
76
Tuntas 
20
552
Daniel Bewan Tabuni
55
T.Tuntas
21
553
Ufa Saputri
59
T.tuntas
22
554
Satria Puja Pamungkas
52
T. Tuntas
23
555
Moh Zaenudin
55
T.Tuntas
24
556
Bayu Gilang Aji Pamungkas
69
Tuntas
25
558
Moh Radin Anwar
67
Tuntas
26
559
Moh Rizal
64
Tuntas

Dari data di atas diketahui bahwa pada tahun pelajaran 2013/ 2014 banyaknya siswa kelas V SDN  Inpres PIR V Arso adalah 26 siswa. Dari  26 siswa terdapat 20 siswa yang belum tuntas perkalian  
Umumnya pembelajaran yang dilakukan selama ini dapat dikatakan lancar namun terkesan mengejar target kurikulum, hal ini mungkin dikarenakan program pembelajaran telah dibuat pada awal semester dan apabila program pembelajaran pada semester berjalan tidak terselesaikan maka menjadi beban guru untuk memberi pelajaran tambahan. 
Dalam penelitian ini segalanya dibuat berbeda, rencana pembelajaran yang dulunya sekedar ada (hanya sebagai syarat), dalam penelitian ini rencana pembelajaran dibuat dengan mempertimbangkan teori pembelajaran, metode pembelajaran, hirarki pembelajaran bahkan menyiapkan media pembelajaran, pada masa-masa yang lalu sebelum penelitian, peneliti sangat jarang menggunakan media pembelajaran, materi latihan dulunya hanya mengambil dari buku penunjang pembelajaran tetapi dalam kegiatan penelitian ini materi latihan dibuat  sangat variatif sehingga tidak membosankan siswa .
Pada diri siswa, saat pembelajaran juga sangat berbeda, jika yang semula nampak biasa-biasa, dalam penelitian ini antusias dan gairah belajar siswa sangat tinggi. Hal ini dapat dilihat pada setiap tahapan pembelajaran. Hampir semua siswa kelihatan serius dengan kegiatannya. Keceriaan siswapun sangat nampak ketika mereka bermain domino, lihat foto 2 .
Disamping kelebihan-kelebihan yang peneliti temukan juga terdapat beberapa kemungkinan kelemahan/kurangan yaitu bila pembelajaran didesain seperti dalam kegiatan penelitian ini maka target kurikulum sulit untuk tercapai karena waktu tidak mencukupi.  
Kegiatan evaluasi pada siklus 1 dilakukan pada akhir pembelajaran dengan menggunakan tes. Soal tes berupa isian singkat yaitu soal perkalian 2 sampai 10 yang disusun secara berurutan siswa hanya menuliskan hasil perkalian pada  tempat yang telah tersedia . Tes dilakukan dengan cara setiap siswa diberikan lembar soal  yang harus dikerjakan dalam waktu 9 menit . 
Berikut ini  data hasil evaluasi yang penulis peroleh pada siklus 1.

Tabel 2.  Hasil Tes Perkalian Siswa Kelas V SDN Inpres Pir V Arso
                         Pada Siklus 1 Tanggal 16 Januari 2014

Nomor
Nama
Jumlah


Urt
Ind
Jawaban Benar
Nilai
Kategori
1
450
Dorlince Maniwa
46
51.1
T.Tuntas
2
451
Jeki Bate
50
55.6
Tuntas
3
452
Benyamen Sem
52
57.8
Tuntas
4
453
Emince Kenelak
72
80.0
Tuntas
5
454
Dimon Fatagur
90
100.0
Tuntas
6
455
Kongradusratasoge
68
75.6
Tuntas
7
456
Tika Resti Andani
73
81.1
T.Tuntas
8
456
Linus Mitang
60
66.7
Tuntas
9
457
Ocsilia Kalaka
47
52.2
T.Tuntas
10
458
Siti Nurhalisa
90
100.0
Tuntas
11
459
Bagus Satria Aji
90
100.0
Tuntas
12
527
Esra Andi Satia
60
66.7
Tuntas
13
534
Putri Handayani
73
81.1
Tuntas
14
536
Juvita Mitang
60
66.7
Tuntas
15
544
Abraham Rumpedai
69
76.7
Tuntas
16
545
Fransiskus Lamak
90
100.0
Tuntas
17
546
Mimi Hilda Rumi
85
94.4
Tuntas
18
549
Diah Ayu Setia Ningsih
65
72.2
Tuntas
19
550
Moh Saiku Rohman
90
100.0
Tuntas
20
552
Daniel Bewan Tabuni
90
100.0
Tuntas
21
553
Ufa Saputri
46
51,6
T.Tuntas
22
554
Satria Puja Pamungkas
90
100.0
Tuntas
23
555
Moh Zaenudin
73
100.0
Tuntas
24
556
Bayu GilangAjiPamungkas
45
51.6
T.Tuntas
25
558
Moh Radin Anwar
72
80.0
Tuntas
26
559
Moh Rizal
73
81.
Tuntas

Dari  tabel diatas diketahui bahwa jawaban siswa dari 90 soal dalam waktu 9 menit yang terendah adalah 46 soal dijawab benar dengan nilai 51 dan tertinggi adalah 90 soal dijawab benar dengan nilai 100. Kebanyakan siswa menjawab benar 60 soal ke atas dari 90 soal yang diberikan. Berdasarkan data tersebut juga diketahui bahwa masih ada 4 siswa (21,1 %) dari 26 siswa yang belum tuntas perkalian bilangan bulat positif .
Sebagaimana yang telah dilaksanakan selain evaluasi, ditengah-tengah kegiatan proses pembelajaran juga diadakan observasi (pengamatan) yang dilakukan oleh supervisor sebagai observer, observasi yang dilakukan adalah observasi terstruktur dimana pengamat memberikan tanda ceklis ( √ )  pada format yang telah disediakan. Aspek yang diamati adalah kegiatan persiapan meliputi menyiapkan media pembelajaran dan memeriksa kesiapan siswa, kegiatan inti meliputi penguasaan materi, pendekatan, pelaksanaan pembelajaaran, pemanfaatan media, keterampilan mengajar dan  situasi siswa dalam belajar.  Adapun hasil yang diperoleh dari kegiatan observasi adalah sebagai berikut  :
Tabel 3.  Hasil Observasi Pembelajaran siswa kelas V SDN Inpres PIR V Arso
                  Pada Siklus 1 Tanggal 15 Januari 2014
No
Aspek Yang Diamati
Keadaan
Ya
Tidak
1
Siswa aktif dalam belajar

2
Siswa menunjukkan keceriaan dalam belajar

3
Siswa dapat memanfaatkan media belajar dengan baik

4
Setiap siswa diberi kesempatan sama dalam latihan

5
Guru memberi perlakuan istimewa pada sebagian siswa

6
Siswa merasa tertantang dalam belajar

7
Setiap siswa mengikuti evaluasi

8
Media pembelajaran sesuai dengan metode dan materi .


Berdasarkan data hasil observasi, dapat penulis gambarkan sebagai berikut dalam  proses pembelajaran siswa terlihat aktif, siswa juga menunjukkan keceriaan dalam belajar, media juga dapat dimanfaatkan oleh siswa dengan baik bahkan merasa tertantang, selain itu media yang digunakan dalam memberi drill (latihan) sesuai materi .
Pada siklus 2 peneliti juga mengumpulkan data sebagai berikut :
Tabel 4.  Hasil Tes Perkalian Siswa Kelas V SDN Inpres PIR V Arso
                       Pada Siklus 2 Tanggal 25 Januari 2014

Nomor
Nama
Jumlah
Jawaban Benar

Nilai

Kategori
Urt
Ind
1
450
Dorlince Maniwa
56
62.2
Tuntas
2
451
Jeki Bate
45
50.0
T.Tuntas
3
452
Benyamen Sem
67
74.4
Tuntas
4
453
Emince Kenelak
83
92.2
Tuntas
5
454
Dimon Fatagur
71
78.9
Tuntas
6
455
Kongradusratasoge
63
70.0
Tuntas
7
456
Tika Resti Andani
57
63.3
Tuntas
8
456
Linus Mitang
71
78.9
Tuntas
9
457
Ocsilia Kalaka
63
70.0
Tuntas
10
458
Siti Nurhalisa
90
100.0
Tuntas
11
459
Bagus Satria Aji
77
85.6
Tuntas
12
527
Esra Andi Satia
68
75.6
Tuntas
13
534
Putri Handayani
78
86.7
Tuntas
14
536
Juvita Mitang
72
80.0
Tuntas
15
544
Abraham Rumpedai
89
98.9
Tuntas
16
545
Fransiskus Lamak
90
100.0
Tuntas
17
546
Mimi Hilda Rumi
72
80.0
Tuntas
18
549
Diah Ayu Setia Ningsih
90
100.0
Tuntas
19
550
Moh Saiku Rohman
78
86.7
Tuntas
20
552
Daniel Bewan Tabuni
72
80.0
Tuntas
21
553
Ufa Saputri
90
100.0
Tuntas
22
554
Satria Puja Pamungkas
72
80.0
Tuntas
23
555
Moh Zaenudin
89
98.9
Tuntas
24
556
Bayu Gilang Aji Pamungkas
90
100.0
Tuntas
25
558
Moh Radin Anwar
89
98.9
Tuntas
26
559
Moh Rizal
72
80.0
Tuntas

Dari  tabel di atas diketahui pada siklus 2 sebanyak 25 siswa (94,7 %) dari jumlah siswa telah terampil perkalian bilangan bulat positif. Hasil kerja siswa terendah adalah 45 soal dijawab benar dengan nilai 50 dan tertinggi adalah 90 soal dijawab benar dengan nilai 100. Pada siklus 2 sebagian besar  siswa menjawab benar 63 soal ke atas dari 90 soal yang diujikan. Dari data tersebut juga dapat diketahui bahwa masih ada 1 siswa (5,3 %)  dari 26 siswa yang belum tuntas perkalian bilangan bulat positif.
Sebagaimana yang telah dilakukan pada siklus 1, pada siklus 2 ini juga dilakukan observasi secara terstruktur dimana observasi tersebut dilakukan oleh supervisor sebagai observer dan hasilnya adalah (data lengkap terlampir):

Tabel 5.    Hasil Observasi Pembelajaran siswa kelas V SDN Inpres PIR V Arso
                   Pada Siklus 2 Tanggal 25 Januari 2014
No
Aspek Yang Diamati
Keadaan
Ya
Tidak
1
Siswa aktif dalam belajar

2
Siswa menunjukkan keceriaan dalam belajar

3
Siswa dapat memanfaatkan media belajar dengan baik

4
Setiap siswa diberi kesempatan sama dalam latihan

5
Guru memberi perlakuan istimewa pada sebagian siswa

6
Siswa merasa tertantang dalam belajar

7
Setiap siswa mengikuti evaluasi

8
Media pembelajaran sesuai dengan metode dan materi .


Berdasarkan data hasil observasi, dapat penulis gambarkan sebagai berikut dalam  proses pembelajaran siswa terlihat aktif, siswa juga menunjukkan keceriaan dalam belajar, media juga dapat dimanfaatkan oleh siswa dengan baik bahkan merasa tertantang, selain itu media yang digunakan dalam memberi drill    (latihan) sesuai materi .
Guru mampu memanfaatkan media secara maksimal bahkan telah melakukan bimbingan dalam kelompok.
B.  Pembahasan
Dari kedua hasil tes perkalian siswa kelas V SDN Inpres PIR V Arso pada siklus 1 dan siklus 2 serta hasil tes prasiklus dapat dibuat  tabel sebagai berikut :
   Tabel 6 : Hasil Tes Perkalian Siswa Kelas V SDN Inpres PIR V Arso


       Pada prasiklus, siklus1 dan siklus 2

Nomor
Nama
Pra Siklus
Siklus 1
Siklus 2
Urt
Ind
Nilai
Ket.
Nilai
Ket.
Nilai
Ket.
1
450
Dorlince Maniwa
48
T.T
51.1
T.T
62.2
T
2
451
Jeki Bate
52
T.T
55.6
T.T
50.0
T.T
3
469
Benyamen Sem
55
T.T
57.8
T.T
74.4
T
4
482
Emince Kenelak
53
T.T
80.0
T
92.2
T
5
489
Dimon Fatagur
56
T.T
100.0
T
78.9
T
6
491
Kongradusratasoge
49
T.T
75.6
T
70.0
T
7
501
Tika Resti Andani
57
T.T
81.1
T
63.3
T
8
505
Linus Mitang
56
T.T
66.7
T
78.9
T
9
507
Ocsilia Kalaka
48
T.T
52.2
T.T
70.0
T
10
515
Siti Nurhalisa
64
T
100.0
T
100.0
T
11
526
Bagus Satria Aji
50
T.T
100.0
T
85.6
T
12
527
Esra Andi Satia
64
T
66.7
T
75.6
T
13
534
Putri Handayani
61
T
81.1
T
86.7
T
14
536
Juvita Mitang
59
T.T
66.7
T
80.0
T
15
544
Abraham Rumpedai
65
T
76.7
T.T
98.9
T
16
545
Fransiskus Lamak
100
T
100.0
T.T
100.0
T
17
546
Mimi Hilda Rumi
76
T
94.4
T.T
80.0
T
18
549
Diah Ayu Setia Ningsih
56
T.T
72.2
T
100.0
T
19
550
Moh Saiku Rohman
76
T.T
100.0
T
86.7
T
20
552
Daniel Bewan Tabuni
76
T.T
94.4
T.T
80.0
T
21
553
Ufa Saputri
56
T.T
72.2
T.T
98.9
T
22
554
Satria Puja Pamungkas
53
T.T
100.0
T
80.0
T
23
555
Moh Zaenudin
76
T.T
100.0
T
98.0
T
24
556
Bayu Gilang Aji P
56
T.T
72.2
T.T
80.0
T
25
558
Moh Radin Anwar
53
T.T
78.2
T.T
98.0
T
26
559
Moh Rizal
56
T.T
72.2
T.T
98.9
T
Keterangan :
Ket  = Keterangan
T     = Tuntas .
TT  =  Tidak Tuntas

Berdasar tabel diatas diketahui bahwa pada prasiklus terdapat:
-          20 siswa (63,2 %) dari 26 siswa yang tidak tuntas perkalianbilangan bulat positif.
-          6 siswa (36,8%) dari 26 siswa tuntas perkalian bilangan bulaat positif.
Setelah dilakukan tindakan pada siklus 1 diketahui:
-          9 siswa ( 21,1  %) dari 26 siswa belum tuntas perkalian bilangan bulat positif.
-                                  22 siswa  (78,9%) telah tuntas perkalian bilangan bulat positif.
Hasil yang diperoleh pada siklus 2 adalah : 
-          1 siswa (5,3 %) dari 26 siswa belum tuntas perkalian bilangan bulat positif.
-          25 siswa (94,7%) dari 26 siswa telah tuntas perkalian bilangan bulat positif.

Dari data tersebut diketahui bahwa pada prasiklus cukup banyak siswa kelas V SDN Inpres PIR V Arso yang belum tuntas perkalian bilangan bulat positif hal ini dikarenakan pembelajaran selama ini terjadi secara klasik, guru hanya mengejar target kurikulum bahkan dalam pembelajaran matematika didominasi dengan metode ceramah dan pemberian tugas sangat minim memperhatikan keberhasilan belajar. Singkatnya dalam pembelajaran matematika yang dilakukan guru selama ini menjelaskan materi disertai contoh-contoh, memberi kesempatan siswa bertanya kemudian memberi soal latihan, jika waktunya masih cukup hasil latihan dikoreksi jika waktu tidak mencukupi dilanjutkan di rumah. Sangat minim memperhatikan apakah semua siswa telah menguasai materi yang diajarkan atau tidak, akibatnya bagi siswa yang tidak memahami suatu materi maka siswa tersebut akan mengalami kesulitan yang berkelanjutan  .
Setelah dilakukan penelitian dapat di ketahui bahwa menggunakan media kartu domino perkalian dapat meningkatkan Hasil Belajar perkalian bilangan bulat siswa kelas V SDN  Inpres PIR V Arso. Peningkatan ini bukan terjadi begitu saja tetapi peneliti dalam melaksanakan pembelajaran benar-benar memperhatikan komponen-komponen yang berhubungan dengan pembelajaran.  Secara rinci dapat dilihat uraian berikut ini :
Data awal diketahui bahwa dari 26 siswa hanya 12 siswa yang tuntas perkalian dasar (perkalian 1 – 10), setelah dilakukan pada siklus 1 dapat disimpulkan bahwa dalam  proses pembelajaran siswa terlihat aktif, siswa juga menunjukkan keceriaan dalam belajar, media juga dapat dimanfaatkan oleh siswa dengan baik bahkan merasa tertantang, selain itu media yang digunakan dalam memberi drill (latihan dan praktek) sesuai materi pembelajaran, hanya guru belum mengaitkan materi pembelajaran dengan realita hidup hal ini diluar kesadaran penulis.
Hasil akhir siklus 1 diketahui sebanyak  23 siswa dari 26 siswa dinyatakan tuntas perkalian. Jika kita hitung pada prasiklus 12 siswa        (36,8 %) yang tuntas perkalian setelah dilakukan tindakan pada siklus 1 menjadi 22 siswa (78,9 %), jadi terjadi peningkatan sebesar 42,1 % .
Sedangkan hasil akhir pada siklus 2 sebanyak 25 siswa (94,7 %) telah terampil perkalian, sehingga bila kita hitung terjadi peningkatan sebesar      15,8 %, Lebih jelasnya mari kita  perhatikan tabel berikut :

Tabel 7 : Tabel Peningkatan hasil belajar Siswa kelas V SDN Inpres PIR                             V Arso pada Semester genap tahun pelajaran 2013/2014
No
Uraian
Selisih
Keterangan
1
 Prasiklus = 36,8 % -  siklus 1 = 78,9 %
42,1 %
Meningkat
2
 Siklus 1 = 78,9 %   -  siklus 2 = 94,7 %
15,8 %
Meningkat

Hasil observasi pada siklus 2 menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran siswa tampak aktif  bahkan terlihat sangat ceria, setiap siswa dapat memanfaatkan media sebagai bahan latihan dengan baik serta tidak ada siswa yang diperlakukan istimewa bahkan pada siklus ini telah dilakukan bimbingan individu maupun kelompok .
Dalam penelitian ini penulis benar-benar menekankan proses dan hasil belajar oleh karena itu, rencana pembelajaran penulis buat dengan mempertimbangkan berbagai hal diantaranya :
1.  Teori belajar  menyatakan bahwa hakekat belajar merupakan pembentukan makna, memperbanyak latihan merupakan langkah yang efektif dalam kebermaknaan belajar.
2.  Belajar matematika ( perkalian ) adalah belajar simbol-simbol atau angka-angka sehingga sangat perlu menggunakan media dalam pembelajaran untuk memudahkan pemahaman siswa .
3.  Pada umumnya latihan secara terus menerus akan membosankan, oleh karena itu materi latihan harus dibuat sedemikian rupa untuk menghindari kebosanan.
4.   Indikator suatu keterampilan adalah hasil dan waktu, artinya bila dalam waktu yang sama bahkan lebih singkat tetapi memperoleh hasil yang banyak maka  dinyatakan lebih tuntas, dibanding dengan yang dalam waktu sama atau lebih lama memperoleh hasil yang sedikit .
Pembelajaran pada siklus 1 latihan Hasil Belajar perkalian dilakukan dengan cara bermain menggunakan kartu domino perkalian seperti selayaknya orang dewasa bermain gaple, selama kegiatan pembelajaran siswa terlihat santai tetapi serius melaksanakan latihan, suasana siswa sangat berbeda dengan pembelajaran didalam kelas. Bagi siswa yang merasa telah hafal diuji dengan cara hafalan perkalian, kemudian dilanjutkan dengan menyelesaikan latihan berikutnya yaitu mengerjakan lembar kegiatan siswa berupa perkalian  bilangan. Pada kegiatan ini siswa diminta menentukan bilangan sendiri dan menghitung sendiri, siswa juga terlihat serius menyelesaikan lembar kegiatan .

Evaluasi dilakukan dengan menjawab soal perkalian 2  -  10 yang disusun secara berurutan dan dikerjakan dalam waktu 9 menit, setelah dikoreksi hasilnya diumumkan kepada seluruh siswa. Dari evaluasi yang dilakukan pada siklus 1 diketahui bahwa sebanyak 22 siswa dinyatakan tuntasl perkalian. Dan 9 siswa yang belum tuntas disarankan untuk lebih banyak belajar dirumah dan dilakukan tindakan pada siklus 2 .
Pembelajaran pada siklus 2 , drill (latihan dan praktek) Hasil Belajar perkalian dilaksanakan dengan bermain domino perkalian caranya :
-   siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, tiap kelompok terdiri dari 4 orang .
-     Tiap kelompok diberikan kartu domino perkalian untuk dimainkan .
-     Cara mainnya kartu yang keluar apabila berupa perkalian (misalnya 6 x 7) maka pemain berikutnya mencari hasilnya kemudian ditindiskan pada bilangan    dimaksud, jika kartu yang keluar berupa bilangan hasil kali (misalnya 42), maka pemain berikutnya mencari bilangan pengalinya dan ditindiskan pada bilangan dimaksud .
Pada kegiatan pembelajaran latihan perkalian dengan menggunakan media domino siswa terlihat serius melakukan latihan dan nampak ceria.  Kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan drill (latihan dan praktek) perkalian menggunakan media tugu bilangan dengan dasar tugu sebanyak empat kotak persegi .
Evaluasi dilakukan dengan menjawab soal perkalian 2 – perkalian 10 yang disusun secara acak dan dikerjakan dalam waktu 9 menit, hasilnya 25 siswa dinyatakan tuntas perkalian, sedangkan 1 siswa belum mencapai kategori tuntas hal ini dikarenakan siswa tersebut masuk dalam kategori siswa berkemampuan rendah hal ini terlihat dari nilai-nilai hasil belajarnya. Siswa yang belum tuntas tersebut peneliti tindak lanjuti  dengan cara:
1.      Menyarankan kepada siswa yang bersangkutan agar lebih banyak belajar dirumah.
2.      Menyampaikan kepada orangtua/wali siswa agar lebih memperhatikan belajarnya anak di rumah.
3.      Melakukan tindakan remedial pada waktu yang lain diluar kegiatan persekolahan.



















BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A.  Kesimpulan
Berdasar hasil kegiatan penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan oleh penulis dan pembahasan pada penelitian tindakan kelas yang barjudul “ Peningkatan Hasil Belajar Perkalian Bilangan Bulat Positif Menggunakan media kartu domino perkalian Pada Siswa Kelas V SDN Negeri Inpres PIR V Arso dapat disimpulkan bahwa  :
  1. Hasil yang dicapai pada siklus 1 adalah sebanyak  22 siswa ( 78,9 % ) dan siklus 2 sebanyak 25 siswa ( 94,7 %) dari 26 siswa telah dinyatakan terampil perkalian.
  2. Pada penelitian ini terjadi peningkatan hasil sebesar 58.2 %  dimana sebelum tindakan terdapat 12 siswa (36.8 %) sedangkan pada akhir tindakan  terdapat 25 siswa (94,7 %) dari 26 siswa yang tuntas perkalian .
  3. Menggunakan media kartu domino perkalian  terjadi peningkatan pada hasil belajar siswa kelas V SDN inpres PIR V Arso .

B.  Saran
Berdasar Pengalaman yang penulis alami dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas, saran kami kepada rekan-rekan guru adalah :
  1. Dalam menyusun skenario pembelajaran hendaknya memperhatikan metode yang digunakan . 
  2. Skenario pembelajaran dibuat dengan model yang menyenangkan  bagi siswa .
  3. Media pembelajaran yang dibuat guru hendaknya didesain menantang, kreatifitas dan aktifitas belajar siswa.
  4. Pada penelitian selanjutnya, penulis menyarankan penggunaan media lain misalnya : kordinat bilangan, batang Napier, segitiga perkalian dan media lain yang menantang .
















DAFTAR PUSTAKA

Endang Mulyasa. 2006. Menjadi Guru Profesional. Bandung :PT.Remaja Rosda Karya
Gatot Muhseto. 2002. Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Depdiknas.
Handley. Bill. 2004. Matematika Cepat. Bandung. Pakar Raya.
Konsorsium Program PJJ S-1 PGSD. 2006. Kapita Selekta Pembelajaran di sekolah Dasar. Jakarta : Depdiknas.
Kurikulum pendidikan dasar.  2007. Jakarta :Depdiknas.
Lapono nasibi. 2008.  Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. Dirjen Dikti Depdiknas.
Syukri,M. 2008. Penelitian Pendidikan Sekolah Dasar. Jakarta : Dirjen Dikti Depdiknas.
Ngadirin. 1997. Bahan Pendidikan dan Pelatihan Matematika. Jakarta :              Depdikbud.
Undang-Undang no. 20 tahun 2003
Sumiati & Asra. 2008.  Metode Pembelajaran. Bandung : PT.Wacana Prima.
Sukamto. 2009. Panduan e-Tugas Akhir. Jakarta  : Depdiknas.
Supriyono. 2007. Bahan Diklat dan Pelatihan. Provinsi Jawa Timur : Badan Pendidikan dan Pelatihan
Feni Andriani. 2009. Peningkatan Kemampuan Operasi Perkalian Bersusun              melalui Metode Pemberian Tugas Dan Drill Pada Siswa Kelas IV SDN              Purwoyoso 5 Kota Semarang.  ( digilib.unes.ac.id )





















Lampiran 1 :
KARTU DOMINO PERKALIAN

 




/
























                                                                                                                                               














Lampiran 2  :  Foto Kegiatan 
FOTO PEMBELAJARAN SIKLUS 1
                                                                                   








                                                                                                               


Foto Guru sedang menjelaskan cara bermain menggunakan kartu domino perkalian





                                                                                   







Foto Siswa Latihan Perkalian dengan menggunakan media kartu domino perkalian.













FOTO PEMBELAJARAN PADA SIKLUS 2









Foto Kegiatan Drill (latihan) perkalian dengan media kartu domino perkalian