BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah
Pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif , mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. (UU
No.20 tahun 2003 pasal 3)
Sekolah dasar merupakan bagian dari
pendidikan dasar (UU No. 20 tahun 2003 pasal 17 ayat 2) merupakan wahana untuk
menyiapkan peserta didik menjadi manusia yang bermoral dan berjiwa pancasila,
berkepribadian dan berkebudayaan serta dapat mengembangkan mental spiritual
maupun intelektual secara seimbang. Semua mata pelajaran di sekolah dasar termasuk matematika memberi sumbangan
dalam mencapai tujuan nasional pendidikan .
Pendidikan
dasar yang diselenggarakan di sekolah dasar bertujuan memberikan bekal
kemampuan “ baca-tulis-hitung “ pengetahuan dan kemampuan dasar yang
bermanfaat bagi siswa sesuai dengan
tingkat perkembangannya serta mempersiapkan mereka untuk mengikuti pendidikan
di SLTP (Kurikulum Pendidikan Dasar, 1993: 16-17)
Mata
pelajaran matematika di sekolah dasar memuat aspek-aspek antara lain bilangan,
geometri dan pengukuran serta pengolahan data. Standar isi yang dikeluarkan
oleh DEPDIKNAS pembelajaran perkalian diajarkan sejak kelas II, kelas III dan
kelas IV sehingga pada kelas V terampil menerapkan perkalian dalam menyelesaikan
masalah yang berhubungan dengan perkalian.
Berdasarkan
obervasi awal yang telah dilakukan peneliti, dari 26 siswa kelas V SDN Inpres PIR V Arso baru 12 anak yang tuntas perkalian bilangan bulat positif.
Atas dasar itulah peneliti berkesimpulan banyak siswa kelas V SDN Inpres PIR V
Arso yang belum tuntas perkalian.
Berdasarkan
pemikiran tersebut, guru dituntut lebih
meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah dasar, terutama pelajaran
matematika. Oleh karena itu penulis
mengadakan penelitian tindakan kelas (action
research) dengan judul “ Peningkatan
hasil belajar perkalian bilangan bulat positif menggunakan
media kartu domino perkalian pada siswa kelas V SDN. Inpres PIR V
Arso “.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian
tersebut , masalah dapat kami rumuskan sebagai berikut :
- Apa
sebab 26 siswa kelas V SDN Inpres PIR V Arso belum tuntas perkalian
bilangan bulat positif ?
- Tindakan apa yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar perkalian bilangan bulat positif pada siswa kelas V SDN Inpres PIR V Arso ?
C. Pemecahan Masalah .
Memperhatikan
masalah yang ada, maka cara pemecahannya adalah :
1.
Menentukan faktor penyebab.
Biasanya
suatu hasil belajar akan dapat dikuasai oleh seseorang jika
dilatih secara berulang-ulang. Berdasarkan pengalaman penulis di tahun-tahun
yang lalu, lemahnya siswa dalam menguasai keterampilan perkalian juga
disebabkan oleh kurangnya latihan. Sehingga bisa dipastikan yang menjadi faktor
penyebab lemahnya hasil belajar perkalian bilangan bulat siswa kelas V SDN
Inpres PIR V Arso pada tahun pelajaran 2013/2014 adalah kurangnya latihan .
2.
Menetapkan tindakan.
Berdasar
faktor penyebab di atas maka ditetapkan tindakan pemberian latihan secara
berulang-ulang dengan ditunjang berbagai media .
D. Tujuan
Penelitian
ini dilakukan dengan tujuan meningkatkan Hasil Belajar perkalian bilangan bulat
positif dengan menggunakan metode media kartu domino perkalian pada
siswa kelas V SDN Inpres PIR V Arso
E. Manfaat
Dari segi hasil penelitian yang
dilakukan manfaat yang dapat diperoleh adalah sebagai berikut :
1.
Bagi guru .
Melalui
penelitian tindakan kelas ini guru
dapat mengetahui hasil peningkatan hasil belajar perkalian siswa kelas V sekolah dasar
dengan menggunakan media kartu domino
perkalian .
2.
Bagi siswa .
Hasil penelitian
ini dapat meningkatkan hasil belajar perkalian bilangan
bulat positif siswa kelas V khususnya di SDN Inpres PIR V Arso .
3.
Bagi sekolah .
Dapat
meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah terutama peningkatan hasil belajar
perkalian bilangan bulat positif pada siswa kelas V .
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Dalam pelaksanaan penelitian
tindakan kelas yang peneliti lakukan ada beberapa teori yang di gunakan sebagai landasan
diantaranya :
A. Teori
Pembelajaran
Untuk mengajar matematika diperlukan
teori, yang digunakan sebagai dasar pengambilan
keputusan di kelas dan untuk dasar mengobservasi tingkah laku peserta
didik dalam belajar serta menentukan pendekatan pembelajaran sehingga
pembelajaran menjadi efektif dan bermakna .
Menurut Brownell
(dalam Konsorsium PJJ, 2006:12), pada hakekatnya belajar merupakan suatu proses
yang bermakna, dan belajar matematika harus merupakan belajar bermakna dan
pengertian. Menurut teori makna , anak harus memahami makna dari topik yang
dipelajari, memahami simbol tertulis dan apa yang diucapkan. Memperbanyak
latihan merupakan jalan yang efektif. Tetapi latihan yang dilakukan haruslah
didahului dengan pemahaman makna yang tepat .
Thorndike (dalam
Konsorsium PJJ, 2006 : 14)
Mengemukakan beberapa hukum belajar yang dikenal dengan sebutan “Law Of Effect”. Teori pembelajaran stimulus respon yang dikemukakan oleh
Thorndike ini menyatakan bahwa pada hakekatnya belajar merupakan proses
pembentukan hubungan antara stimulus dan respon. Terdapat beberapa dalil atau
hukum yang mengakibatkan munculnya stimulus respon diantaranya hukum kesiapan, hukum latihan dan
hukum akibat .
Hukum kesiapan menerangkan bahwa seorang anak akan
lebih berhasil belajar matematika dan mendapat kepuasan jika dia telah siap
untuk melakukan kegiatan belajar matematika. Contoh pada peristiwa guru memberi
tugas kepada siswanya untuk membawa pita meteran pada pembelajaran matematika
berikutnya. Dengan membawa pita pada pelajaran matematika berikutnya, anak
telah siap belajar mengukur pajang suatu benda. Jika kemudian dia diberi
kegiatan mengukur tinggi badan temannya, setelah melaksanakan kegiatan tersebut
dia akan mendapat kepuasan .
Hukum akibat menyatakan jika terdapat asosiasi
yang kuat antara pertanyaan dan jawaban maka bahan yang disajikan akan tertanam
lebih lama dalam ingatan peserta didik .
Hukum
latihan menyatakan bahwa hubungan stimulus-respon akan semakin kuat jika proses
pengulangan sering terjadi. Contoh setiap menjelang waktu pulang guru
memberikan kesempatan pulang dulu bagi siswa yang dapat menjawab pertanyaan
guru dengan benar. Hukum latihan inilah yang merupakan cikal bakal munculnya
metode drill/latihan .
B. Metode Pembelajaran .
Banyak
model dan metode Pembelajaran yang dapat digunakan diantaranya :
a. Metode STAD (
Student Teams Achicumt Divisious )
Siswa
dikelompokkan secara heterogen kemudian siswa yang pandai menjelaskan kepada
anggota lain sampai mengerti .
b. Metode Example
non Example .
Model
belajar yang menggunakan contoh-contoh baik berupa kasus maupun gambar .
c. Metode picture and picture.
Model
pembelajaran yang menggunakan gambar yang dipasang atau disusun menurut urutan
yang logis .
d. Metode problem
solving (pemecahan masalah)
Model pembelajaran yang melatih siswa
menghadapi berbagai masalah yang dipecahkan baik secara kelompok maupun pribadi
.
Demikian
banyaknya metode pembelajaran mengharuskan guru lebih jeli dalam memilih metode
sehingga pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan bermakna bagi peserta
didik. Sesuai dengan judul penelitian ini, metode yang peneliti terapkan adalah
metode drill (latihan)
e. Metode Drill (latihan dan Praktek)
Metode adalah cara yang teratur dan
terpikir baik-baik untuk mencapai maksud (dalam pengetahuan) atau cara yang
digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran .
Drill yaitu melatih kecakapan,
ketangkasan dan sebagainya dengan cara mengulang-ulang, jadi metode drill
artinya cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud dalam
ilmu pengetahuan tertentu untuk melatih kecakapan, ketangkasan dan sebagainya
dengan cara mengulang-ngulang .
Adapun langkah penerapan
metode ini adalah sebagai berikut :
1. Guru memberi penjelasan singkat tentang
konsep, prinsip maupun aturan yang menjadi dasar melaksanakan pekerjaan yang
akan dilatihnya .
2. Guru mempertunjukkan bagaimana melakukan
pekerjaan tersebut dengan baik dan benar sesuai dengan konsep/aturan tertentu.
Pada bentuk belajar verbal yang dipertunjukkan adalah pengucapan, penulisan
kata/kalimat .
3. Jika belajar dilakukan secara klasikal guru
dapat meminta salah seorang siswa untuk menirukan apa yang dilakukan guru,
sedang siswa yang lain memperhatikan .
4. Latihan
perseorangan dapat dilakukan melalui bimbingan guru, sehingga dicapai hasil
belajar sesuai tujuan. (Sumiati, 2005: 104)
C. Operasi Perkalian
Dalam
materi pembelajaran matematika ada beberapa operasi hitung diantaranya :
operasi penjumlahan, operasi pengurangan, operasi perkalian, operasi pembagian
dan lain sebagainya .
Pada
operasi perkalian masih dikelompokkan lagi menjadi : perkalian bilangan bulat
positif dengan bilangan bulat positif, perkalian bilangan bulat positif dengan
bilangan bulat negatif, perkalian bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat
negatif. Pada operasi perkalian bilangan cacah telah diketahui bahwa “ 3 x 4 “
(yang dibaca tiga kali empatan) diartikan sebagai “ 4 + 4 + 4 “ sedangkan “ 4 x
3 “ (yang dibaca empat kali tigaan) diartikan “ 3 + 3 + 3 + 3”. Berarti hasil dari 3 x 4 = 12 dan 4 x 3 = 12. Jadi 3 x 4 = 4 x 3 tetapi
arti dari 3 x 4 berbeda dengan 4 x 3.(Muhsetyo,2005:1.39)
D. Temuan Hasil
Penelitian
Menurut Feni Andriani dalam
Penelitian tindakan Kelas yang berjudul
“ Peningkatan Kemampuan Operasi Perkalian Bersusun Melalui Metode
Pemberian Tugas Dan Drill Pada Siswa Kelas IV SDN Purwoyoso 5 Kota Semarang, “
menyimpulkan bahwa metode drill dan pemberian tugas dapat meningkatkan
kemampuan operasi perkalian bersusun. ( digilib.unes.ac.id
)
E. Kerangka Berpikir
Menurut
teori pembelajaran, belajar merupakan pembentukan makna, pembelajaran akan
bermakna apabila siswa mendapat kepuasan dalam belajar. Dalam belajar verbal
atau keterampilan dapat ditingkatkan melalui latihan atau praktek secara
berulang-ulang, pengulangan dimaksud agar tidak menimbulkan kebosanan atau
kejenuhan pada siswa perlu digunakan media belajar yang bervariasi, menarik
serta membangkitkan gairah belajar.
Atas dasar
uraian tersebut dalam pelaksanaan tindakan dalam rangka mengupayakan
peningkatan Hasil Belajar perkalian bilangan bulat positif siswa kelas V SDN
Inpres PIR V Arso dilakukan pembelajaran dengan menggunakan media kartu domino perkalian yang ditunjang dengan beberapa media pembelajaran
diantaranya : kartu domino perkalian .
F. Hipotesis Tindakan Pemecahan
Hipotesis
pada penulisan ini adalah sebagai berikut : Jika dalam pembelajaran perkalian
bilangan bulat positif menggunakan media kartu domino perkalian maka Hasil Belajar siswa kelas V
SDN Inpres PIR V Arso dalam perkalian
bilangan bulat positif akan meningkat .
BAB III
PELAKSANAAN
A.
Lokasi dan Waktu
Penelitian Tindakan Kelas ini
dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Inpres PIR V Arso yang beralamat di Kampung
Yamara, Distrik Arso Timur, Kabupaten Keerom, penelitian ini dilaksanakan pada
semester genap tahun pelajaran 2013/2014.
B. Subjek
Subjek dalam penelitian ini adalah
siswa kelas V SDN Inpres PIR V Arso yang berjumlah 26 siswa terdiri dari 10
anak perempuan dan 16 anak laki-laki. Dalam mata pelajaran matematika khususnya mengenai peningkatan Hasil
Belajar perkalian bilangan bulat positif .
C. Prosedur Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan model Kemmis dan M.c.Taggart yaitu model siklus (berputar melingkar
searah jarum jam) dan spiral artinya semakin lama makin meningkat perubahan dan
pencapaian hasil. Dalam setiap siklus terdiri
4 tahap antara lain : perencanaan, tindakan, observasi, refleksi .
Untuk jelasnya mari kita perhatikan
bagan berikut :
|
||||||||||||||||||||
|
||||||||||||||||||||
|
||||||||||||||||||||
|
||||||||||||||||||||
|
||||||||||||||||||||
|
||||||||||||||||||||
|
||||||||||||||||||||
|
||||||||||||||||||||
|
Gambar 1. Bagan alur tindakan penelitian

D. Tehnik Pengumpulan Data .
Di dalam setiap kegiatan penelitian,
data merupakan komponen yang sangat penting karena apapun penelitian yang
dirancang tujuannya adalah untuk memperoleh data. Pada kegiatan penelitian ini, penulis memperoleh
data dengan teknik pengumpulan data melalui tes. Apa itu tes? Tes adalah suatu
bentuk tugas yang terdiri dari sejumlah pertanyaan. Mengapa menggunakan tes ? Karena
peneliti ingin mengetahui kemajuan hasil belajar siswa. (M.Sukri,2008;8)
E. Kriteria Ketuntasan.
Pada mata
pelajaran matematika kelas V di SDN Inpres PIR V Arso Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) telah ditetapkan sebesar 60. KKM 60 ditetapkan pada awal semester
saat penyusunan program dalam rapat penyusunan perangkat pembelajaran pada
semester genap tahun ajaran 2013/2014.
Dalam penelitian ini kriteria yang menjadi
fokus adalah kriteria terampil atau tidak terampil oleh karena itu, peneliti
mengubah kriteria ketuntasan minimal menjadi kriteria tuntas atau tidak tuntas dengan cara sebagai berikut “banyaknya
soal 90, siswa dinyatakan mencapai KKM jika mendapat nilai minimal 60 (sesuai
KKM) untuk mendapat nilai 60 atau lebih
pada penelitian ini siswa harus dapat menjawab benar minimal 54 soal dari 90
soal”.
Secara jelas dapat diuraikan
sebagai berikut :
- Siswa dinyatakan tuntas jika dalam waktu 9 menit dapat menjawab
dengan benar minimal 54 soal dari 90 soal
.
- Siswa dinyatakan tidak tuntas
jika dalam waktu 9 menit dapat menjawab dengan benar kurang dari 54 soal
dari 90 soal .
Siklus 1
a.
Perencanaan
Pada tahap perencanaan di siklus 1
yang dilakukan adalah : meyusun skenario pembelajaran, menyusun lembar
observasi (pengamatan), menyusun format penilaian, membuat media
pembelajaran serta mengkoordinasikan
dengan supervisor .
b.
Pelaksanaan
Tindakan penelitian dilakukan secara
bersamaan dalam proses pembelajaran dengan mengacu pada skenario yang telah
dibuat, lembar observasi digunakan untuk merekam kegiatan yang diisi oleh
supervisor. Pada siklus 1 pembelajaran dengan menggunakan media kartu domino perkalian adalah :
![]() |
Gambar 2. Gambar Guru sedang mengajarkan cara bermain menggunakan media kartu domino perkalian
Kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan media kartu bilangan domino dilakukan di dalam kelas, yaitu siswa didrill (dilatih) perkalian
dengan cara siwa dibagi dalam kelompok masing
– masing kelompok terdiri 4 siswa dengan menggunakan kartu domino
perkalian. Kartu domino perkalian yang dipakai macam - macam
warna pada tiap kelompok.
Kartu domino perkalian
yang disiapkan adalah kartu domino perkalian 2, Perkalian 3, perkalian 4, dan
perkalian 5 merupakan perkalian yang di rasa mudah. Seperti pada gambar berikut.
![]() |
Gambar 3. Foto Latihan Hasil Belajar Perkalian siswa kelas V SDN Inpres PIR V Arso tanggal 15
Januari 2014 dengan menggunakan media kartu domino perkalian .
Sasaran
yang ingin dicapai pada kegiatan ini adalah setiap siswa hafal perkalian dengan mudah dan dengan tehnik berbeda
agar siswa tidak bosan / jenuh. .
c.
Observasi
Dalam penelitian ini, observasi
dilakukan secara partisipatif ( participatory observasion ) yang dilakukan oleh supervisor sebagai
observer. Bentuknya adalah observasi terstruktur dimana
instrument observasi sudah disusun dan siap pakai sehingga pengamat tinggal
memberi tanda ( √ ). Hasil dari kegiatan observasi ini akan digunakan
sebagai materi refleksi .
Selain
observasi yang dilaksanakan oleh observer peneliti juga mengumpulkan data
dengan cara tes yang dilakukan pada akhir pembelajaran, bentuk evaluasi adalah
tes tertulis, materi evaluasi berupa soal perkalian dari 2 sampai 10 disusun
secara berurutan (bukti terlampir),
siswa diminta menjawab soal dalam waktu 9 menit. Dari hasil evaluasi tersebut dapat diketahui
seberapa besar keberhasilan tindakan yang dilakukan .
d.
Refleksi
Kegiatan
refleksi pada siklus 1 dilakukan dua hari setelah pembelajaran dilakukan bersama
supervisor, materi refleksi berupa hasil pengamatan supervisor, dan hasil
evaluasi. Pada kegiatan ini membahas hal-hal sebagai berikut :
- efektifitas
pembelajaran
- optimalisasi penerapan metode drill
- pemanfaatan waktu
- peningkatan hasil belajar .
- hal-hal yang harus dilakukan pada siklus
berikutnya .
Siklus 2
a.
Perencanaan
Pada tahap perencanaan di siklus 2
ini kami melakukan penyusunan rencana pembelajaran, dimana rencana yang dibuat
berdasar dari hasil refleksi pada siklus 1. Selain menyusun rencana
pembelajaran peneliti juga menyiapkan media pembelajaran yang berbeda dengan
media pada siklus 1 dengan maksud agar dalam pemberian drill (latihan dan
praktek) tidak menimbulkan kejenuhan / kebosanan bagi siswa .
b. Pelaksanaan
Dalam
siklus 2 kegiatan pembelajaran siswa didrill (dilatih) dengan menggunakan media
kartu domino perkalian seperti terlihat pada gambar ini :
Gambar 5. Foto Latihan Hasil Belajar perkalian siswa
kelas V SDN Inpres PIR V
Arso Tanggal 24 Januari 2014 dengan menggunakan
media kartu
domino perkalian
.
Kartu
domino perkalian yang disiapkan terdiri dari : kartu domino perkalian 6, kartu domino perkalian 7, kartu domino perkalian 8, dan kartu domino
perkalian 9. Kartu dibuat dengan menggunakan kertas kaver dengan warna yang
berbeda-beda, mengapa hanya ke-4 jenis kartu ini yang disiapkan? berdasarkan pengalaman peneliti dalam
mengajarkan perkalian, perkalian 6, perkalian7, perkalian 8 dan perkalian 9 merupakan
pearkalian yang dirasa siswa sulit.
c.
Observasi
Kegiatan
observasi yang dilakukan pada siklus 2, sama seperti observasi yang dilakukan pada
siklus 1. Observasi pada siklus 2 yang ingin dilihat apakah terjadi perubahan
yang meningkat atau sebaliknya.
Evaluasi
dilakukan pada akhir pembelajaran, dilakukan dalam bentuk tes tertulis, materi evaluasi
berupa soal perkalian dari 2 sampai 10 disusun secara acak siswa diberi
kesempatan untuk menyelesaikan soal tersebut dalam waktu 9 menit .
d.
Refleksi
Refleksi pada siklus 2 dilakukan
setelah hasil evaluasi diperoleh, refleksi dilakukan untuk melihat perbandingan
atau peningkatan keberhasilan antara siklus 1 dan siklus 2 .
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Penelitian .
Awal tahun pelajaran penulis
ditugaskan oleh kepala sekolah menangani
(menjadi guru kelas) kelas V, Kebiasaan penulis setiap tahun ajaran baru
siswa kelas tinggi (kelas 4 - 6) yang menjadi asuhan penulis selalu diuji kemampuan
keterampilan perkaliannya. Peneliti melakukan kegiatan ini dengan maksud untuk
mengetahui kemampuan awal siswa dalam mata pelajaran matematika khususnya
perkalian karena berdasar pengalaman, kebanyakan siswa mengalami kesulitan
dibidang keterampilan perkalian.
Sehubungan dengan kegiatan penelitian
ini ternyata data awal yang peleliti dapatkan yang semula sama sekali tidak
terpikirkan oleh peneliti bahwa data tersebut dibutuhkan ternyata setelah
kegiatan penelitian dilakukan data awal kemampuan siswa sangat penting. Dengan membandingkan data awal dan data
yang diperoleh dalam penelitian dapat diketahui peningkatan hasil belajar
siswa.
Dari
kegiatan tersebut diperoleh data sebagai berikut:
|
Tabel
1 : Hasil Tes Perkalian Siswa Kelas V SDN Inpres PIR V Arso
Pada Prasiklus Tanggal 10 Januari 2014
|
||||
|
Nomor
|
NAMA
|
Pra
Siklus
|
Kategori
|
|
|
Urt
|
|
|||
|
1
|
450
|
Dorlince Maniwa
|
48
|
T.Tuntas
|
|
2
|
451
|
Jeki Bate
|
52
|
T.Tuntas
|
|
3
|
452
|
Benyamen Sem
|
55
|
T.Tuntas
|
|
4
|
453
|
Emince Kenelak
|
53
|
Tuntas
|
|
5
|
454
|
Dimon Fatagur
|
56
|
T.Tuntas
|
|
6
|
455
|
Kongradusratasoge
|
49
|
T.Tuntas
|
|
7
|
456
|
Tika Resti Andani
|
57
|
T.Tuntas
|
|
8
|
456
|
Linus Mitang
|
56
|
Tuntas
|
|
9
|
457
|
Ocsilia Kalaka
|
52
|
Tuntas
|
|
10
|
458
|
Siti Nurhalisa
|
64
|
Tuntas
|
|
11
|
459
|
Bagus Satria Aji
|
50
|
T.Tuntas
|
|
12
|
527
|
Esra Andi Satia
|
64
|
Tuntas
|
|
13
|
534
|
Putri Handayani
|
61
|
Tuntas
|
|
14
|
536
|
Juvita Mitang
|
59
|
T.Tuntas
|
|
15
|
544
|
Abraham Rumpedai
|
65
|
Tuntas
|
|
16
|
545
|
Fransiskus Lamak
|
100
|
Tuntas
|
|
17
|
546
|
Mimi Hilda Rumi
|
76
|
Tuntas
|
|
18
|
549
|
Diah Ayu Setia Ningsih
|
56
|
T.Tuntas
|
|
19
|
550
|
Moh Saiku Rohman
|
76
|
Tuntas
|
|
20
|
552
|
Daniel Bewan Tabuni
|
55
|
T.Tuntas
|
|
21
|
553
|
Ufa Saputri
|
59
|
T.tuntas
|
|
22
|
554
|
Satria Puja Pamungkas
|
52
|
T. Tuntas
|
|
23
|
555
|
Moh Zaenudin
|
55
|
T.Tuntas
|
|
24
|
556
|
Bayu Gilang Aji
Pamungkas
|
69
|
Tuntas
|
|
25
|
558
|
Moh Radin Anwar
|
67
|
Tuntas
|
|
26
|
559
|
Moh Rizal
|
64
|
Tuntas
|
Dari data di atas diketahui bahwa pada
tahun pelajaran 2013/ 2014 banyaknya siswa kelas V SDN Inpres PIR V Arso adalah 26 siswa. Dari 26 siswa terdapat 20 siswa yang belum tuntas perkalian
Umumnya pembelajaran yang dilakukan
selama ini dapat dikatakan lancar namun terkesan mengejar target kurikulum, hal
ini mungkin dikarenakan program pembelajaran telah dibuat pada awal semester
dan apabila program pembelajaran pada semester berjalan tidak terselesaikan
maka menjadi beban guru untuk memberi pelajaran tambahan.
Dalam penelitian ini segalanya dibuat
berbeda, rencana pembelajaran yang dulunya sekedar ada (hanya sebagai syarat),
dalam penelitian ini rencana pembelajaran dibuat dengan mempertimbangkan teori
pembelajaran, metode pembelajaran, hirarki pembelajaran bahkan menyiapkan media
pembelajaran, pada masa-masa yang lalu sebelum penelitian, peneliti sangat
jarang menggunakan media pembelajaran, materi latihan dulunya hanya mengambil
dari buku penunjang pembelajaran tetapi dalam kegiatan penelitian ini materi
latihan dibuat sangat variatif sehingga
tidak membosankan siswa .
Pada diri
siswa, saat pembelajaran juga sangat berbeda, jika yang semula nampak
biasa-biasa, dalam penelitian ini antusias dan gairah belajar siswa sangat
tinggi. Hal ini dapat dilihat pada setiap tahapan pembelajaran. Hampir semua siswa
kelihatan serius dengan kegiatannya. Keceriaan siswapun sangat nampak ketika mereka
bermain domino, lihat foto 2 .
Disamping
kelebihan-kelebihan yang peneliti temukan juga terdapat beberapa kemungkinan
kelemahan/kurangan yaitu bila pembelajaran didesain seperti dalam kegiatan
penelitian ini maka target kurikulum sulit untuk tercapai karena waktu tidak
mencukupi.
Kegiatan
evaluasi pada siklus 1 dilakukan pada akhir pembelajaran dengan menggunakan
tes. Soal tes berupa isian singkat yaitu soal perkalian 2 sampai 10 yang
disusun secara berurutan siswa hanya menuliskan hasil perkalian pada tempat yang telah tersedia . Tes dilakukan
dengan cara setiap siswa diberikan lembar soal yang harus dikerjakan dalam waktu 9 menit
.
Berikut ini data hasil evaluasi yang penulis peroleh pada
siklus 1.
|
Tabel
2. Hasil Tes Perkalian Siswa Kelas V SDN
Inpres Pir V Arso
Pada Siklus 1 Tanggal 16 Januari 2014
|
|||||
|
Nomor
|
Nama
|
Jumlah
|
|
|
|
|
Urt
|
|
Jawaban
Benar
|
Nilai
|
Kategori
|
|
|
1
|
450
|
Dorlince Maniwa
|
46
|
51.1
|
T.Tuntas
|
|
2
|
451
|
Jeki Bate
|
50
|
55.6
|
Tuntas
|
|
3
|
452
|
Benyamen Sem
|
52
|
57.8
|
Tuntas
|
|
4
|
453
|
Emince Kenelak
|
72
|
80.0
|
Tuntas
|
|
5
|
454
|
Dimon Fatagur
|
90
|
100.0
|
Tuntas
|
|
6
|
455
|
Kongradusratasoge
|
68
|
75.6
|
Tuntas
|
|
7
|
456
|
Tika Resti Andani
|
73
|
81.1
|
T.Tuntas
|
|
8
|
456
|
Linus Mitang
|
60
|
66.7
|
Tuntas
|
|
9
|
457
|
Ocsilia Kalaka
|
47
|
52.2
|
T.Tuntas
|
|
10
|
458
|
Siti Nurhalisa
|
90
|
100.0
|
Tuntas
|
|
11
|
459
|
Bagus Satria Aji
|
90
|
100.0
|
Tuntas
|
|
12
|
527
|
Esra Andi Satia
|
60
|
66.7
|
Tuntas
|
|
13
|
534
|
Putri Handayani
|
73
|
81.1
|
Tuntas
|
|
14
|
536
|
Juvita Mitang
|
60
|
66.7
|
Tuntas
|
|
15
|
544
|
Abraham Rumpedai
|
69
|
76.7
|
Tuntas
|
|
16
|
545
|
Fransiskus Lamak
|
90
|
100.0
|
Tuntas
|
|
17
|
546
|
Mimi Hilda Rumi
|
85
|
94.4
|
Tuntas
|
|
18
|
549
|
Diah Ayu Setia Ningsih
|
65
|
72.2
|
Tuntas
|
|
19
|
550
|
Moh Saiku Rohman
|
90
|
100.0
|
Tuntas
|
|
20
|
552
|
Daniel Bewan Tabuni
|
90
|
100.0
|
Tuntas
|
|
21
|
553
|
Ufa Saputri
|
46
|
51,6
|
T.Tuntas
|
|
22
|
554
|
Satria Puja Pamungkas
|
90
|
100.0
|
Tuntas
|
|
23
|
555
|
Moh Zaenudin
|
73
|
100.0
|
Tuntas
|
|
24
|
556
|
Bayu GilangAjiPamungkas
|
45
|
51.6
|
T.Tuntas
|
|
25
|
558
|
Moh Radin Anwar
|
72
|
80.0
|
Tuntas
|
|
26
|
559
|
Moh Rizal
|
73
|
81.
|
Tuntas
|
Dari
tabel diatas diketahui bahwa jawaban siswa dari 90 soal dalam waktu 9
menit yang terendah adalah 46 soal dijawab benar dengan nilai 51 dan tertinggi
adalah 90 soal dijawab benar dengan nilai 100. Kebanyakan siswa menjawab benar 60 soal ke atas
dari 90 soal yang diberikan. Berdasarkan data tersebut juga diketahui bahwa
masih ada 4 siswa (21,1 %) dari 26 siswa yang belum tuntas perkalian bilangan
bulat positif .
Sebagaimana
yang telah dilaksanakan selain evaluasi, ditengah-tengah kegiatan proses
pembelajaran juga diadakan observasi (pengamatan) yang dilakukan oleh
supervisor sebagai observer, observasi yang dilakukan adalah observasi
terstruktur dimana pengamat memberikan tanda ceklis ( √ ) pada format yang telah disediakan. Aspek yang
diamati adalah kegiatan persiapan meliputi menyiapkan media pembelajaran dan
memeriksa kesiapan siswa, kegiatan inti meliputi penguasaan materi, pendekatan,
pelaksanaan pembelajaaran, pemanfaatan media, keterampilan mengajar dan situasi siswa dalam belajar. Adapun hasil yang diperoleh dari kegiatan
observasi adalah sebagai berikut :
Tabel
3. Hasil Observasi Pembelajaran siswa
kelas V SDN Inpres PIR V Arso
Pada Siklus 1 Tanggal 15 Januari 2014
|
No
|
Aspek
Yang Diamati
|
Keadaan
|
|
|
Ya
|
Tidak
|
||
|
1
|
Siswa aktif
dalam belajar
|
√
|
|
|
2
|
Siswa menunjukkan keceriaan dalam belajar
|
√
|
|
|
3
|
Siswa dapat memanfaatkan media belajar dengan baik
|
√
|
|
|
4
|
Setiap siswa diberi kesempatan sama dalam latihan
|
√
|
|
|
5
|
Guru memberi perlakuan istimewa pada sebagian siswa
|
|
√
|
|
6
|
Siswa merasa tertantang dalam belajar
|
√
|
|
|
7
|
Setiap siswa
mengikuti evaluasi
|
√
|
|
|
8
|
Media pembelajaran sesuai dengan metode dan materi .
|
√
|
|
Berdasarkan data hasil observasi, dapat
penulis gambarkan sebagai berikut dalam
proses pembelajaran siswa terlihat aktif, siswa juga menunjukkan
keceriaan dalam belajar, media juga dapat dimanfaatkan oleh siswa dengan baik bahkan
merasa tertantang, selain itu media yang digunakan dalam memberi drill
(latihan) sesuai materi .
Pada siklus
2 peneliti juga mengumpulkan data sebagai berikut :
|
Tabel
4. Hasil Tes Perkalian Siswa Kelas V SDN
Inpres PIR V Arso
Pada Siklus 2 Tanggal 25 Januari 2014
|
|||||
|
Nomor
|
Nama
|
Jumlah
Jawaban
Benar
|
Nilai
|
Kategori
|
|
|
Urt
|
|
||||
|
1
|
450
|
Dorlince Maniwa
|
56
|
62.2
|
Tuntas
|
|
2
|
451
|
Jeki Bate
|
45
|
50.0
|
T.Tuntas
|
|
3
|
452
|
Benyamen Sem
|
67
|
74.4
|
Tuntas
|
|
4
|
453
|
Emince Kenelak
|
83
|
92.2
|
Tuntas
|
|
5
|
454
|
Dimon Fatagur
|
71
|
78.9
|
Tuntas
|
|
6
|
455
|
Kongradusratasoge
|
63
|
70.0
|
Tuntas
|
|
7
|
456
|
Tika Resti Andani
|
57
|
63.3
|
Tuntas
|
|
8
|
456
|
Linus Mitang
|
71
|
78.9
|
Tuntas
|
|
9
|
457
|
Ocsilia Kalaka
|
63
|
70.0
|
Tuntas
|
|
10
|
458
|
Siti Nurhalisa
|
90
|
100.0
|
Tuntas
|
|
11
|
459
|
Bagus Satria Aji
|
77
|
85.6
|
Tuntas
|
|
12
|
527
|
Esra Andi Satia
|
68
|
75.6
|
Tuntas
|
|
13
|
534
|
Putri Handayani
|
78
|
86.7
|
Tuntas
|
|
14
|
536
|
Juvita Mitang
|
72
|
80.0
|
Tuntas
|
|
15
|
544
|
Abraham Rumpedai
|
89
|
98.9
|
Tuntas
|
|
16
|
545
|
Fransiskus Lamak
|
90
|
100.0
|
Tuntas
|
|
17
|
546
|
Mimi Hilda Rumi
|
72
|
80.0
|
Tuntas
|
|
18
|
549
|
Diah Ayu Setia Ningsih
|
90
|
100.0
|
Tuntas
|
|
19
|
550
|
Moh Saiku Rohman
|
78
|
86.7
|
Tuntas
|
|
20
|
552
|
Daniel Bewan Tabuni
|
72
|
80.0
|
Tuntas
|
|
21
|
553
|
Ufa Saputri
|
90
|
100.0
|
Tuntas
|
|
22
|
554
|
Satria Puja Pamungkas
|
72
|
80.0
|
Tuntas
|
|
23
|
555
|
Moh Zaenudin
|
89
|
98.9
|
Tuntas
|
|
24
|
556
|
Bayu Gilang Aji
Pamungkas
|
90
|
100.0
|
Tuntas
|
|
25
|
558
|
Moh Radin Anwar
|
89
|
98.9
|
Tuntas
|
|
26
|
559
|
Moh Rizal
|
72
|
80.0
|
Tuntas
|
Dari tabel di atas diketahui pada siklus 2
sebanyak 25 siswa (94,7 %) dari jumlah siswa telah terampil perkalian bilangan
bulat positif. Hasil kerja siswa terendah adalah 45 soal dijawab benar dengan
nilai 50 dan tertinggi adalah 90 soal dijawab benar dengan nilai 100. Pada
siklus 2 sebagian besar siswa menjawab
benar 63 soal ke atas dari 90 soal yang diujikan. Dari data tersebut juga dapat
diketahui bahwa masih ada 1 siswa (5,3 %)
dari 26 siswa yang belum tuntas perkalian bilangan bulat positif.
Sebagaimana
yang telah dilakukan pada siklus 1, pada siklus 2 ini juga dilakukan observasi
secara terstruktur dimana observasi tersebut dilakukan oleh supervisor sebagai
observer dan hasilnya adalah (data lengkap terlampir):
Tabel
5. Hasil Observasi Pembelajaran siswa kelas V
SDN Inpres PIR V Arso
Pada Siklus 2 Tanggal 25 Januari 2014
|
No
|
Aspek
Yang Diamati
|
Keadaan
|
|
|
Ya
|
Tidak
|
||
|
1
|
Siswa aktif
dalam belajar
|
√
|
|
|
2
|
Siswa menunjukkan keceriaan dalam belajar
|
√
|
|
|
3
|
Siswa dapat memanfaatkan media belajar dengan baik
|
√
|
|
|
4
|
Setiap siswa diberi kesempatan sama dalam latihan
|
√
|
|
|
5
|
Guru memberi perlakuan istimewa pada sebagian siswa
|
|
√
|
|
6
|
Siswa merasa tertantang dalam belajar
|
√
|
|
|
7
|
Setiap siswa
mengikuti evaluasi
|
√
|
|
|
8
|
Media pembelajaran sesuai dengan metode dan materi .
|
√
|
|
Berdasarkan data hasil observasi, dapat
penulis gambarkan sebagai berikut dalam
proses pembelajaran siswa terlihat aktif, siswa juga menunjukkan
keceriaan dalam belajar, media juga dapat dimanfaatkan oleh siswa dengan baik
bahkan merasa tertantang, selain itu media yang digunakan dalam memberi
drill (latihan) sesuai materi .
Guru mampu
memanfaatkan media secara maksimal bahkan telah melakukan bimbingan dalam
kelompok.
B. Pembahasan
Dari kedua hasil
tes perkalian siswa kelas V SDN Inpres PIR V Arso pada siklus 1 dan siklus 2 serta
hasil tes prasiklus dapat dibuat tabel sebagai
berikut :
|
Tabel 6 : Hasil Tes Perkalian Siswa Kelas V SDN Inpres PIR V Arso
|
||||||||
|
|
|
Pada prasiklus, siklus1 dan siklus 2
|
|
|||||
|
Nomor
|
Nama
|
Pra
Siklus
|
Siklus
1
|
Siklus
2
|
||||
|
Urt
|
|
Nilai
|
Ket.
|
Nilai
|
Ket.
|
Nilai
|
Ket.
|
|
|
1
|
450
|
Dorlince Maniwa
|
48
|
T.T
|
51.1
|
T.T
|
62.2
|
T
|
|
2
|
451
|
Jeki Bate
|
52
|
T.T
|
55.6
|
T.T
|
50.0
|
T.T
|
|
3
|
469
|
Benyamen Sem
|
55
|
T.T
|
57.8
|
T.T
|
74.4
|
T
|
|
4
|
482
|
Emince Kenelak
|
53
|
T.T
|
80.0
|
T
|
92.2
|
T
|
|
5
|
489
|
Dimon Fatagur
|
56
|
T.T
|
100.0
|
T
|
78.9
|
T
|
|
6
|
491
|
Kongradusratasoge
|
49
|
T.T
|
75.6
|
T
|
70.0
|
T
|
|
7
|
501
|
Tika Resti Andani
|
57
|
T.T
|
81.1
|
T
|
63.3
|
T
|
|
8
|
505
|
Linus Mitang
|
56
|
T.T
|
66.7
|
T
|
78.9
|
T
|
|
9
|
507
|
Ocsilia Kalaka
|
48
|
T.T
|
52.2
|
T.T
|
70.0
|
T
|
|
10
|
515
|
Siti Nurhalisa
|
64
|
T
|
100.0
|
T
|
100.0
|
T
|
|
11
|
526
|
Bagus Satria Aji
|
50
|
T.T
|
100.0
|
T
|
85.6
|
T
|
|
12
|
527
|
Esra Andi Satia
|
64
|
T
|
66.7
|
T
|
75.6
|
T
|
|
13
|
534
|
Putri Handayani
|
61
|
T
|
81.1
|
T
|
86.7
|
T
|
|
14
|
536
|
Juvita Mitang
|
59
|
T.T
|
66.7
|
T
|
80.0
|
T
|
|
15
|
544
|
Abraham Rumpedai
|
65
|
T
|
76.7
|
T.T
|
98.9
|
T
|
|
16
|
545
|
Fransiskus Lamak
|
100
|
T
|
100.0
|
T.T
|
100.0
|
T
|
|
17
|
546
|
Mimi Hilda Rumi
|
76
|
T
|
94.4
|
T.T
|
80.0
|
T
|
|
18
|
549
|
Diah Ayu Setia Ningsih
|
56
|
T.T
|
72.2
|
T
|
100.0
|
T
|
|
19
|
550
|
Moh Saiku Rohman
|
76
|
T.T
|
100.0
|
T
|
86.7
|
T
|
|
20
|
552
|
Daniel Bewan Tabuni
|
76
|
T.T
|
94.4
|
T.T
|
80.0
|
T
|
|
21
|
553
|
Ufa Saputri
|
56
|
T.T
|
72.2
|
T.T
|
98.9
|
T
|
|
22
|
554
|
Satria Puja Pamungkas
|
53
|
T.T
|
100.0
|
T
|
80.0
|
T
|
|
23
|
555
|
Moh Zaenudin
|
76
|
T.T
|
100.0
|
T
|
98.0
|
T
|
|
24
|
556
|
Bayu Gilang Aji P
|
56
|
T.T
|
72.2
|
T.T
|
80.0
|
T
|
|
25
|
558
|
Moh Radin Anwar
|
53
|
T.T
|
78.2
|
T.T
|
98.0
|
T
|
|
26
|
559
|
Moh Rizal
|
56
|
T.T
|
72.2
|
T.T
|
98.9
|
T
|
Keterangan :
Ket =
Keterangan
T =
Tuntas .
TT = Tidak Tuntas
Berdasar
tabel diatas diketahui bahwa pada prasiklus terdapat:
-
20
siswa (63,2 %) dari 26 siswa yang tidak tuntas perkalianbilangan bulat positif.
-
6
siswa (36,8%) dari 26 siswa tuntas perkalian bilangan bulaat positif.
Setelah
dilakukan tindakan pada siklus 1 diketahui:
-
9 siswa
( 21,1 %) dari 26 siswa belum tuntas
perkalian bilangan bulat positif.
-
22
siswa (78,9%) telah tuntas perkalian bilangan
bulat positif.
Hasil yang
diperoleh pada siklus 2 adalah :
-
1
siswa (5,3 %) dari 26 siswa belum tuntas perkalian
bilangan bulat positif.
-
25
siswa (94,7%) dari 26 siswa telah tuntas perkalian bilangan bulat positif.
Dari data
tersebut diketahui bahwa pada prasiklus cukup banyak siswa kelas V SDN Inpres
PIR V Arso yang belum tuntas perkalian bilangan bulat positif hal ini
dikarenakan pembelajaran selama ini terjadi secara klasik, guru hanya mengejar
target kurikulum bahkan dalam pembelajaran matematika didominasi dengan metode
ceramah dan pemberian tugas sangat minim memperhatikan keberhasilan belajar.
Singkatnya dalam pembelajaran matematika yang dilakukan guru selama ini
menjelaskan materi disertai contoh-contoh, memberi kesempatan siswa bertanya kemudian
memberi soal latihan, jika waktunya masih cukup hasil latihan dikoreksi jika
waktu tidak mencukupi dilanjutkan di rumah. Sangat minim memperhatikan apakah
semua siswa telah menguasai materi yang diajarkan atau tidak, akibatnya bagi siswa
yang tidak memahami suatu materi maka siswa tersebut akan mengalami kesulitan
yang berkelanjutan .
Setelah
dilakukan penelitian dapat di ketahui bahwa menggunakan media kartu domino perkalian dapat meningkatkan Hasil Belajar perkalian
bilangan bulat siswa kelas V SDN Inpres
PIR V Arso. Peningkatan ini bukan terjadi begitu saja tetapi peneliti dalam
melaksanakan pembelajaran benar-benar memperhatikan komponen-komponen yang
berhubungan dengan pembelajaran. Secara
rinci dapat dilihat uraian berikut ini :
Data awal diketahui bahwa dari 26
siswa hanya 12 siswa yang tuntas perkalian dasar (perkalian 1 – 10), setelah
dilakukan pada siklus 1 dapat disimpulkan bahwa dalam proses pembelajaran siswa terlihat aktif,
siswa juga menunjukkan keceriaan dalam belajar, media juga dapat dimanfaatkan
oleh siswa dengan baik bahkan merasa tertantang, selain itu media yang digunakan
dalam memberi drill (latihan dan praktek) sesuai materi pembelajaran, hanya
guru belum mengaitkan materi pembelajaran dengan realita hidup hal ini diluar
kesadaran penulis.
Hasil akhir
siklus 1 diketahui sebanyak 23 siswa
dari 26 siswa dinyatakan tuntas perkalian. Jika kita hitung pada prasiklus 12
siswa (36,8 %) yang tuntas perkalian setelah
dilakukan tindakan pada siklus 1 menjadi 22 siswa (78,9 %), jadi terjadi
peningkatan sebesar 42,1 % .
Sedangkan
hasil akhir pada siklus 2 sebanyak 25 siswa (94,7 %) telah terampil perkalian,
sehingga bila kita hitung terjadi peningkatan sebesar 15,8 %, Lebih jelasnya mari kita perhatikan tabel berikut :
Tabel 7 : Tabel Peningkatan hasil belajar Siswa kelas V SDN Inpres PIR
V
Arso pada Semester genap tahun pelajaran 2013/2014
|
No
|
Uraian
|
Selisih
|
Keterangan
|
|
1
|
Prasiklus = 36,8 % - siklus 1 = 78,9 %
|
42,1
%
|
Meningkat
|
|
2
|
Siklus 1 = 78,9 % - siklus
2 = 94,7 %
|
15,8
%
|
Meningkat
|
Hasil observasi pada siklus 2
menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran siswa tampak aktif bahkan terlihat sangat ceria, setiap siswa
dapat memanfaatkan media sebagai bahan latihan dengan baik serta tidak ada
siswa yang diperlakukan istimewa bahkan pada siklus ini telah dilakukan
bimbingan individu maupun kelompok .
Dalam
penelitian ini penulis benar-benar menekankan proses dan hasil belajar oleh
karena itu, rencana pembelajaran penulis buat dengan mempertimbangkan berbagai
hal diantaranya :
1. Teori belajar
menyatakan bahwa hakekat belajar merupakan pembentukan makna,
memperbanyak latihan merupakan langkah yang efektif dalam kebermaknaan belajar.
2. Belajar matematika ( perkalian ) adalah
belajar simbol-simbol atau angka-angka sehingga sangat perlu menggunakan media
dalam pembelajaran untuk memudahkan pemahaman siswa .
3. Pada umumnya latihan secara terus menerus
akan membosankan, oleh karena itu materi latihan harus dibuat sedemikian rupa
untuk menghindari kebosanan.
4. Indikator suatu keterampilan adalah hasil
dan waktu, artinya bila dalam waktu yang sama bahkan lebih singkat tetapi
memperoleh hasil yang banyak maka
dinyatakan lebih tuntas, dibanding dengan yang dalam waktu sama atau
lebih lama memperoleh hasil yang sedikit .
Pembelajaran pada siklus 1 latihan
Hasil Belajar perkalian dilakukan dengan cara bermain menggunakan kartu domino perkalian seperti selayaknya orang dewasa
bermain gaple, selama kegiatan pembelajaran siswa
terlihat santai tetapi serius melaksanakan latihan, suasana siswa sangat
berbeda dengan pembelajaran didalam kelas. Bagi siswa yang merasa telah hafal diuji dengan
cara hafalan perkalian, kemudian dilanjutkan dengan menyelesaikan latihan
berikutnya yaitu mengerjakan lembar kegiatan siswa berupa perkalian bilangan. Pada kegiatan ini siswa
diminta menentukan bilangan sendiri dan menghitung sendiri, siswa juga terlihat
serius menyelesaikan lembar kegiatan .
Evaluasi
dilakukan dengan menjawab soal perkalian 2
- 10 yang disusun secara
berurutan dan dikerjakan dalam waktu 9 menit, setelah dikoreksi hasilnya
diumumkan kepada seluruh siswa. Dari evaluasi yang dilakukan pada siklus 1
diketahui bahwa sebanyak 22 siswa dinyatakan tuntasl perkalian. Dan 9 siswa
yang belum tuntas disarankan untuk lebih banyak
belajar dirumah dan dilakukan tindakan pada siklus 2 .
Pembelajaran
pada siklus 2 , drill (latihan dan praktek) Hasil Belajar perkalian
dilaksanakan dengan bermain domino perkalian caranya :
- siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, tiap
kelompok terdiri dari 4 orang .
- Tiap
kelompok diberikan kartu domino perkalian untuk dimainkan .
- Cara
mainnya kartu yang keluar apabila berupa perkalian (misalnya 6 x 7) maka pemain
berikutnya mencari hasilnya kemudian ditindiskan pada bilangan dimaksud,
jika kartu yang keluar berupa bilangan hasil kali (misalnya 42), maka pemain
berikutnya mencari bilangan pengalinya dan ditindiskan pada bilangan dimaksud .
Pada
kegiatan pembelajaran latihan perkalian dengan menggunakan media domino siswa
terlihat serius melakukan latihan dan nampak ceria. Kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan
drill (latihan dan praktek) perkalian menggunakan media tugu bilangan dengan
dasar tugu sebanyak empat kotak persegi .
Evaluasi
dilakukan dengan menjawab soal perkalian 2 – perkalian 10 yang disusun secara
acak dan dikerjakan dalam waktu 9 menit, hasilnya 25 siswa dinyatakan tuntas
perkalian, sedangkan 1 siswa belum mencapai kategori tuntas hal ini dikarenakan
siswa tersebut masuk dalam kategori siswa berkemampuan rendah hal ini terlihat
dari nilai-nilai hasil belajarnya. Siswa yang belum tuntas tersebut peneliti tindak
lanjuti dengan cara:
1. Menyarankan kepada siswa yang bersangkutan
agar lebih banyak belajar dirumah.
2. Menyampaikan kepada orangtua/wali siswa agar
lebih memperhatikan belajarnya anak di rumah.
3. Melakukan tindakan remedial pada waktu
yang lain diluar kegiatan persekolahan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasar hasil kegiatan penelitian
tindakan kelas yang telah dilakukan oleh penulis dan pembahasan pada penelitian
tindakan kelas yang barjudul “ Peningkatan Hasil Belajar Perkalian Bilangan Bulat
Positif Menggunakan media kartu
domino perkalian Pada Siswa Kelas V SDN Negeri Inpres
PIR V Arso dapat disimpulkan bahwa :
- Hasil yang dicapai pada siklus 1 adalah sebanyak 22 siswa ( 78,9 % ) dan siklus 2 sebanyak 25 siswa ( 94,7 %) dari 26 siswa telah dinyatakan terampil perkalian.
- Pada
penelitian ini terjadi peningkatan hasil sebesar 58.2 % dimana sebelum tindakan terdapat 12 siswa
(36.8 %) sedangkan pada akhir tindakan
terdapat 25 siswa (94,7 %) dari 26 siswa yang tuntas perkalian .
- Menggunakan media kartu domino perkalian terjadi peningkatan pada hasil belajar
siswa kelas V SDN inpres PIR V Arso .
B. Saran
Berdasar
Pengalaman yang penulis alami dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas,
saran kami kepada rekan-rekan guru adalah :
- Dalam
menyusun skenario pembelajaran hendaknya memperhatikan metode yang
digunakan .
- Skenario
pembelajaran dibuat dengan model yang menyenangkan bagi siswa .
- Media
pembelajaran yang dibuat guru hendaknya didesain menantang, kreatifitas
dan aktifitas belajar siswa.
- Pada
penelitian selanjutnya, penulis menyarankan penggunaan media lain misalnya
: kordinat bilangan, batang Napier, segitiga perkalian dan media lain yang
menantang .
DAFTAR PUSTAKA
Endang Mulyasa. 2006. Menjadi Guru Profesional. Bandung
:PT.Remaja Rosda Karya
Gatot Muhseto. 2002. Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Depdiknas.
Handley. Bill. 2004. Matematika Cepat.
Bandung . Pakar Raya.
Konsorsium Program PJJ S-1 PGSD. 2006. Kapita
Selekta Pembelajaran di sekolah Dasar. Jakarta : Depdiknas.
Kurikulum pendidikan
dasar. 2007. Jakarta :Depdiknas.
Lapono nasibi. 2008. Belajar
dan Pembelajaran. Jakarta . Dirjen Dikti
Depdiknas.
Syukri,M. 2008. Penelitian Pendidikan Sekolah Dasar. Jakarta
: Dirjen Dikti Depdiknas.
Ngadirin. 1997. Bahan Pendidikan dan
Pelatihan Matematika. Jakarta : Depdikbud.
Undang-Undang no. 20 tahun 2003
Sumiati & Asra. 2008. Metode Pembelajaran. Bandung : PT.Wacana
Prima.
Sukamto. 2009. Panduan e-Tugas Akhir.
Jakarta : Depdiknas.
Supriyono. 2007. Bahan Diklat dan Pelatihan. Provinsi Jawa
Timur : Badan Pendidikan dan Pelatihan
Feni Andriani. 2009. Peningkatan Kemampuan Operasi Perkalian Bersusun
melalui
Metode Pemberian Tugas Dan Drill Pada Siswa Kelas IV SDN
Purwoyoso
5 Kota Semarang. ( digilib.unes.ac.id )
Lampiran 1 :
KARTU DOMINO PERKALIAN
/
Lampiran 2 : Foto Kegiatan
FOTO PEMBELAJARAN SIKLUS
1

Foto Guru sedang menjelaskan cara bermain menggunakan
kartu domino perkalian

Foto
Siswa Latihan Perkalian dengan menggunakan media kartu domino
perkalian.
![]() |
FOTO PEMBELAJARAN PADA SIKLUS 2
Foto Kegiatan Drill (latihan) perkalian dengan
media kartu domino perkalian


